XX PERCETAKAN

Setelah buku ditulis, penulis mengirimkan naskahnya ke percetakan yang akan mengubahnya ke dalam cetakan dan memperbanyaknya sebanyak yang diminta.

Bayangkan olehmu tentang dua batang besi pendek dan sangat kecil dan ringan. Di ujungnya terpahat relief huruf. Salah satu batangnya tercetak huruf a di satu sisi dan di sisi lain ada huruf ab, AC. Ada juga titik, koma, titik koma. Sebenarnya ada banyak potongan-potongan besi kecil seperti halnya huruf huruf dan tanda-tanda ortografis di bahasa tulis kita. Selain itu, setiap huruf dan tanda direpresentasikan berulang-ulang. Semua huruf hurufnya dipahat terbalik. Dan kau akan tahu nanti mengapa demikian.

Di hadapan seorang pekerja yang dinamakan penyusun ini, terdapat  sebuah alat dimana di setiap kompartemen tersebut diisi oleh satu huruf atau tanda ortografis. “A ada di kompartemen yang satu, b diletakkan setelahnya, lalu C dan sebagainya. Huruf-huruf itu tidak disusun berdasarkan alfabet. Untuk memudahkan pekerjaan mereka meletakan kompartemen-kompartemen dengan huruf-huruf yang sering muncul seperti e, r, i, a; dan mereka meletakan kompartemen pada huruf yang jarang digunakan. Contohnya, huruf z dan y.

Di hadapan penyusun ini pun ada sebuah naskah sementara di sisi kirinya penggaris besi kecil dengan dua roda di ujungnya yang disebut batang menyusun. Ketika ia membaca, tangan kanannya, yang sudah terbiasa, mencari huruf yang diperlukan dan meletakkannya di batang penyusun, dengan posisi tegak dan sejajar dengan huruf-huruf yang lain. Ia memisahkan kata-kata dengan stik logam seperti stik-stik huruf, tetapi ujungnya yang tetap rendah dan tidak memiliki pahatan. Ketika baris pertama selesai, petugas penyusun mulai menyusun baris baru di samping baris yang telah selesai. Terakhir, ketika batang penyusun penuh, petugas degan hati-hati meletakkan isinya ke bingkai besi yang membuat kombinasi besi yang sangat kecil ini tetap pada tempatnya, hingga bingkai cukup penuh. Dan kita pun melihat dasar percetakan. Pelat ini terdiri dari batang-batang logam yang sangat banyak, yang diletakan bersisian. Ada yang merupakan huruf, tanda ortografis, serta jeda yang memisahkan satu kata dari kata lain. Penyusunan logam-logam kecil yang sangat beragam ini merupakan mahakarya dimana sedikit salah gerakan saja akan membuat segalanya sia-sia. 

Susunan ini diperkuat di dalam rangka besinya dengan baji-baji sehingga semuanya hampak terbuat dari satu blok logam saja. Lapisan itu pun siap untuk dicetak.

“Sebuah gulungan yang diisi dengan tinta tebal terbuat dari minyak dan karbon disapukan ke atas pelat.  Huruf-huruf dan tanda ortografis yang relief-reliefnya menonjol, tertutupi tinta sementara sisanya tidak karena permukaannya lebih rendah. Selembar kertas diletakkan di pelat bertinta yang ada di bantalan agar melindunginya. Kemudian ditekan. Tinta huruf-huruf itu berpindah ke kertas dan kertas pun tercetak huruf-huruf. Untuk mencetak lagi, pengoperasiannya diulang dengan pelat kedua. Huruf-huruf logam dipahat terbalik karena huruf-huruf yang ada di buku nampak seperti ketika kalian melihat diri kalian di cermin. Hasil cetakan bertinta di kertas dihasilkan dalam posisi terbalik.

“Kertas pertama lalu dilanjutkan dengan kertas kedua. Dengan gulungan yang diisi tinta lagi, sebuah kertas di masukkan, ditekan dan dihasilkan cetakan baru yang lain. Selanjutnya, kertas ketiga, keempat, keseratus, seribu, hingga tak terhingga. Semua itu memerlukan satu pelat, melapisi kertas lalu ditekan. Semua ini dilakukan dengan sangat cepat sehingga dalam waktu tak lama tumpukan kertas cetakan dihasilkan. Di setiap kertas itu, terdapat tulisan yang memerlukan satu hari penuh untuk menuliskannya dengan tangan.

“Sebelum ditemukan karya seni yang hebat sehingga kita dapat memproduksi karya dengan cepat dan jumlah banyak sesuai yang kita inginkan, kita hanya dapat menggandakan tulisan dengan menuliskannya. 

Untuk menghasilkan buku-buku manuskrip ini diperlukan waktu bertahun-tahun lamanya sehingga buku ini menjadi barang langka dan berharga sangat mahal. Dan untuk melengkapi perpustakaan dengan banyak volume buku ini diperlukan keberuntungan yang besar. Buku-buku sekarang bisa didapatkan dimanapun, di tangan siapapun, bahkan pada masyarakat kelas rendah. Percetakan telah dikenal selama empat ratus tahun dan diciptakan oleh Gutenberg.”

“Aku tak akan pernah melupakan nama itu,” ujar Jules. 

“Ia pantas mendapatkan hal itu dan patut dikenang karena dengan buku cetak Gutenberg,  pada masa kegelapan orang tak mungkin mendapatkannya. Harta kekayaan intelektual kita untuk masa depan lebih baik dari pada logam atau batu bertulis. Kekayaan intelektual kita tercetak di kertas-kertas dan dilipatgandakan sehingga sulit untuk dihancurkan semuanya.” 

Leave a Comment

error: Content is protected !!