VIII. RAMALAN YANG MENGERIKAN

Sementara Theseus memerintah atas Athena, takhta tetangga Thebes, di Boeotia, diduduki oleh Raja La’ius dan Ratu Jo-cas’ta.

Pada masa itu, orang-orang mengira mereka dapat belajar tentang masa depan dengan berkonsultasi dengan orakel, atau pendeta yang berdiam di kuil, dan berpura-pura memberikan pesan fana dari para dewa.

Berharap untuk mengetahui apa yang akan terjadi pada dirinya dan keluarganya, Laius mengirim hadiah yang bagus ke kuil di Delphi, menanyakan apa yang akan menimpanya di tahun-tahun mendatang. Utusan itu segera kembali, tetapi, alih-alih membawa berita gembira, dia dengan gemetar mengulangi kata-kata oracle: “Raja Laius, Anda akan memiliki seorang putra yang akan membunuh ayahnya, menikahi ibunya, dan membawa kehancuran ke kota asalnya!”

Berita ini memenuhi hati raja dengan kengerian; dan ketika, beberapa bulan kemudian, seorang putra lahir darinya, dia memutuskan untuk membunuhnya daripada membiarkannya hidup untuk melakukan kejahatan yang menakutkan itu. Tapi Laius terlalu lembut untuk menyakiti seorang bayi, dan memerintahkan seorang pelayan untuk membawa anak itu ke luar kota dan membunuhnya.

Pria itu mematuhi bagian pertama dari perintah raja; tetapi ketika dia datang ke tempat yang sepi di gunung, dia tidak dapat memutuskan untuk membunuh bayi kecil yang malang itu. Berpikir bahwa anak itu akan segera mati jika dibiarkan di tempat yang sepi ini, pelayan itu mengikatnya ke pohon, dan kembali ke kota, melaporkan bahwa dia telah menyingkirkannya.

Tidak ada pertanyaan lebih lanjut yang diajukan, dan semua berpikir bahwa anak itu sudah mati. Namun tidak demikian. Tangisannya telah menarik perhatian seorang gembala yang lewat, yang membawanya pulang, dan, karena terlalu miskin untuk memeliharanya, membawanya ke Raja Korintus. Karena raja tidak memiliki anak, dia dengan senang hati mengadopsi anak laki-laki itu.

Ketika ratu melihat bahwa pergelangan kaki anak itu bengkak oleh tali yang digunakan untuk menggantungnya di pohon, dia dengan lembut merawatnya, dan memanggilnya OEd’i-pus, yang berarti “kaki yang bengkak.” Julukan ini melekat pada bocah itu, yang tumbuh dengan berpikir bahwa Raja dan Ratu Korintus adalah orang tua kandungnya.

Leave a Comment

error: Content is protected !!