XXII. PELATIHAN BANGSA SPARTA

Hukum yang dibuat Lycurgus untuk bangsa Sparta sangat ketat.  Misalnya, ketika seorang bayi lahir ke dunia, hukum memerintahkan bahwa sang ayah harus membungkusnya dengan kain lampin kemudian membawanya ke hadapan dewan yang terdiri dari beberapa orang tua-tua dan paling bijaksana. Mereka akan memeriksa anak itu dengan teliti, jika tampak kuat, sehat dan tidak lumpuh atau cacat dalam bentuk apa pun, mereka mengizinkan bayi itu hidup. Kemudian mereka akan mengembalikan bayi itu kepada ayahnya, dan meminta ayahnya untuk membesarkannya demi kehormatan negara. Jika bayi itu sakit-sakitan atau cacat, maka ia akan dibawa ke gunung terdekat, dan ditinggalkan sendirian; sehingga segera mati karena kelaparan atau kehausan, atau dimangsa oleh binatang buas.

Anak-anak bangsa Sparta tinggal bersama ayah mereka dan di bawah asuhan sang ibu sampai mereka berumur tujuh tahun. Selama itu, mereka diajar tentang semua legenda Yunani kuno yang indah, dan mereka akan mendengarkan dengan senang hati kisah-kisah para pahlawan kuno, dan terutama puisi Homer yang menceritakan tentang perang Troya dan petualangan Ulysses.

Ketika anak-anak itu mencapai usia tujuh tahun, mereka diserahkan ke pengasuhan negara. Sesekali mereka diizinkan untuk mengunjungi orang tuanya. Orang-orang terbaik dipilih untuk melatih anak-anak lelaki untuk menjadi kuat dan berani. Sementara para wanita bijak tidak hanya mengajar anak-anak perempuan untuk mengurus rumah tangga dengan baik, tetapi juga melatih mereka untuk menjadi kuat dan berani seperti saudara laki-lakinya.

Semua anak laki-laki bangsa Sparta hanya diperbolehkan memakai satu kain berbahan tenun kasar yang menjadi satu-satunya penutup tubuh mereka pada malam dan siang hari, demikian pula bahan yang sama untuk musim panas maupun musim dingin.

Mereka sangat sedikit diajarkan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi mereka dilatih dengan teliti untuk melafalkan puisi Homer, lagu-lagu patriotik, dan terampil bermain kecapi untuk mengiringi. Mereka juga diwajibkan untuk bernyanyi di paduan suara publik, dan menari dengan anggun pada semua hari raya keagamaan.

Karena bangsa Sparta sangat ingin anak laki-laki mereka kuat dan tanpa rasa takut, mereka diajar untuk menahan rasa sakit dan kelelahan tanpa menggerutu; dan, untuk memastikan mereka bisa melakukannya, guru mereka menyuruh mereka pergi untuk melakukan suatu latihan yang sangat berat.

Dipimpin oleh salah satu anak laki-laki yang lebih tua, anak-anak laki-laki yang lebih kecil kerap diutus untuk perjalanan panjang melewati jalan yang kasar dan berbatu, di bawah terik matahari. Pemenangnya adalah  anak laki-laki yang bertahan paling lama, meskipun kakinya berdarah, tenggorokan yang terbakar karena kehausan, dan kelelahan yang luar biasa.

Anak laki-laki bangsa Sparta tidak diperbolehkan tidur di kasur, karena mereka akan menjadi malas dan sulit untuk merasa puas. Satu-satunya sofa mereka adalah tumpukan rumput kering yang mereka kumpulkan dengan terburu-buru di tepi Sungai Eu-ro’tas, sebuah sungai dekat Sparta. Dan Ketika musim dingin tiba,mereka diperbolehkan untuk menutupinya dengan lapisan ilalang hingga membuat mereka merasa lebih nyaman dan hangat.

Leave a Comment

error: Content is protected !!