XXX. MILO KARTON

Di antara para atlet yang patungnya terlihat di Olympia adalah Mi’lo, seorang Cro’ton, salah satu koloni Yunani di Italia. Ia sangat luar biasa karena kekuatannya yang besar, dan bisa membawa beban yang sangat berat. Dalam rangka mengembangkan ototnya dan menjadi kuat, dia telah melatih dirinya sendiri sejak kecil, dan telah berlatih membawa beban sampai dia bisa mengangkat lebih banyak daripada pria lain pada masanya.

Kesungguhan dan tekadnya untuk menjadi kuat dapat dilihat dari latihannya. Setiap hari ia memanggul seekor anak lembu lalu secara bertahap menambah jaraknya. Seiring lembu itu bertambah besar, Milo pun bertambah kuat. Otot-ototnya menjadi sangat kuat hingga ia dapat memanggul hewan sebesar seekor kerbau dewasa dengan mudah. 

Untuk menyenangkan teman-temannya dan memamerkan kepada mereka apa yang bisa dia lakukan, Milo suatu ketika membawa seekor lembu sejauh beberapa mil, dan kemudian, karena merasa lapar, ia membunuhnya dengan satu pukulan tinjunya, memasaknya, dan memakan semuanya sekaligus.

Pada kesempatan lain, Milo sedang duduk bersama beberapa temannya di sebuah rumah yang agak bobrok. Tiba-tiba dia menyadari bahwa atapnya jatuh. Dia mengangkat lengannya yang besar, merentangkan tangannya, dan memegang atap itu sampai semua temannya keluar dari rumah itu.

Tangan Milo begitu kuat sehingga ketika dia menahan sebuah kereta perang, bahkan dengan satu tangan saja, empat kuda tidak bisa membuatnya bergerak sampai dia melepaskannya. Dan tentu saja, Milo sangat bangga dengan kekuatannya yang besar, yang, bagaimanapun, terbukti sial baginya, dan menyebabkan kematiannya.

Suatu hari ketika dia sudah sangat tua, Milo mengembara sendirian ke dalam hutan tempat beberapa penebang kayu sedang bekerja. Orang-orang itu telah pergi, pergi meninggalkan pasak mereka di batang pohon yang luar biasa besar. 

Milo, mengingat kekuatannya yang dulu, menatap sejenak ke pohon, dan kemudian, merasa yakin bahwa dia dapat dengan mudah memisahkannya, dia memasukkan jari-jarinya ke dalam celah. Pada upaya pertamanya, pohon itu terbelah sedikit, dan pasaknya jatuh; tapi tiba-tiba kedua sisinya menutup kembali dan Milo mendapati kedua tangannya terjepit dengan sangat kencang.

 Dalam kesia-siaan dia berjuang membebaskan dirinya. Dalam kesia-siaan dia berseru-seru mencari pertolongan. Ia tak berhasil membebaskan dirinya sendiri juga gagal mendapat perhatian orang lain. Hingga malam datang, dan segera binatang-binatang liar di hutan mulai merayap keluar dari sarang mereka.

Mereka menemukan sang atlet yang tertawan, kemudian menerjang ke atasnya, mencabik-cabiknya hingga berkeping-keping, karena dia tidak bisa membela diri, walaupun betapa besar kekuatan yang pernah disombongkannya.

Leave a Comment

error: Content is protected !!