BAB LXXII INDUK MUTIARA DAN MUTIARA

“Beberapa cangkang kerang yang baru saja Paman perlihatkan kepada kami,” kata Jules, “bersinar di bagian dalamnya, seperti gagang pisau lipat cantik itu yang Paman belikan untukku di waktu pameran—Paman ingat?—pisau lipat empat bilah dengan gagang cangkang berwarna mutiara.”

“Tentu saja. Induk mutiara, bahan yang cantik yang bersinar dengan segala warna pelangi itu, berasal dari beberapa jenis kerang. Kita membuat ornamen cantik dari apa yang dulunya tempat tinggal dari hewan kental berlendir, yang berhubungan dekat dengan tiram. Sungguh, hunian ini adalah istana yang benar-benar berharga. Dia bersinar dengan semua warna yang bisa dibayangkan, seolah-olah pelangi telah menyimpan warnanya di sana.

“Ini adalah cangkang yang menghasilkan mutiara paling indah. Ia disebut meleagrina margaritifera. Di bagian luar berkeriput dan berwarna hijau kehitaman, di bagian dalam lebih halus dari marmer yang dipoles, warnanya lebih kaya dari pelangi. Semua warna dapat ditemukan di sana, begitu terang, namun lembut dan dapat berubah-ubah tergantung sudut pandangnya.”

“Cangkang luar biasa itu adalah rumah dari hewan berlendir yang menyedihkan! Dalam dongeng peri pun tidak ada peri yang mampu sebanding dengannya. Oh! Betapa cantik, betapa indahnya mereka!”

“Setiap orang memiliki bagiannya di dunia ini. Hewan berlendir itu memiliki istananya yang indah terbuat dari induk mutiara.”

“Di mana meleagrina hidup?”

“Di lautan yang membasuh pantai Arab.”

“Apakah Arab sangat jauh?” tanya Emile.

“Jauh sekali, sayangku. Mengapa kau bertanya?

“Karena aku ingin mengambil banyak kerang yang indah ini.”

“Jangan memimpikan hal seperti itu. Itu terlalu jauh, dan, selain itu, mereka tidak boleh dikumpulkan oleh setiap orang yang menginginkannya. Untuk mendapatkan meleagrina seseorang harus menyelam ke dasar laut, dan beberapa dari mereka yang melakukannya tidak pernah muncul lagi ke daratan.

“Dan Adakah orang yang berani menyelam ke dasar laut hanya untuk mendapatkan kerang?” tanya Claire.

“Banyak. Perdagangan ini juga sangat menguntungkan sehingga kita akan diterima dengan buruk oleh para pendatang pertama jika kita memutuskan untuk pergi memancing bersama mereka.”

“Kalau begitu cangkang itu sangat berharga?”

“Kalian perlu menilainya sendiri. Pertama lapisan dalam cangkang, dipotong menjadi lembaran dan papan, adalah induk mutiara yang kita gunakan untuk ornamen cantik. Gagang pisau lipat Jules ditutupi dengan lembaran mutiara yang merupakan bagian dalam dari cangkang mutiara. Tapi itu adalah bagian terkecil dari yang dihasilkan cangkang. Mereka menghasilkan mutiara juga.”

“Tapi mutiara tidak terlalu mahal. Dengan beberapa sous aku bisa membeli sekotak penuh yang bisa kugunakan untuk menyulamkan Paman sebuah dompet.”

“Mari kita membuat perbedaan: ada manik-manik mutiara yang disebut pearl dan butiran mutiara asli. Mutiara manik yang kalian sebutkan adalah potongan-potongan kecil kaca berwarna yang ditusuk dengan lubang. Harga mereka cukup terjangkau. Mutiara dari meleagrina adalah butiran bulat yang berasal dari induk mutiara berharga dan terbaik. Jika ukurannya luar biasa besar, maka mereka bisa menyamai harga berlian, hingga ribuan bahkan jutaan franc.”

“Aku tidak kenal mutiara seperti itu.”

“Tuhan menjaga kalian agar tak mengenal mereka, karena orang yang tertarik pada mutiara terkadang kehilangan akal sehat dan kehormatannya. Namun, ada baiknya untuk mengetahui bagaimana cara mereka diproduksi.”

“Di antara dua bagian cangkang itu hidup seekor binatang seperti tiram. Bentuknya yang berupa gumpalan berlendir akan membuat kalian merasa sulit untuk mengenalinya sebagai seekor binatang. Akan tetapi, ia memiliki pencernaan, bernafas, dan peka terhadap rasa sakit, begitu peka sehingga sebutir debu, yang sepertinya bukan apa-apa, menyebabkan rasa sakit yang bertahan lama baginya. Apa yang dilakukan hewan itu saat merasa dirinya digelitik oleh zat asing? Dia mulai mengeluarkan zat induk mutiara di sekitar tempat yang membuatnya gatal. Zat Induk mutiara ini menumpuk dalam bentuk bola kecil yang halus, dan di sanalah kita mendapatkan mutiara yang dibuat oleh hewan yang sakit dan berlendir itu. Jika ukurannya cukup besar, harganya setara dengan sekantong besar mahkota-mahkota indah, dan orang yang memakai mutiara itu di lehernya akan sangat membanggakannya.”

“Tapi sebelum sampai ke leher, mutiara itu harus diambil. Para nelayan berada di atas perahu. Mereka turun ke laut, satu demi satu, dengan bantuan seutas tali yang diikatkan pada sebuah batu besar yang menyeret mereka dengan cepat ke dasar laut. Pria yang akan menyelam menggenggam tali pemberat dengan tangan kanan dan jari kaki kanannya. Dengan tangan kirinya dia menutup lubang hidungnya, di kaki kirinya terikat jaring berbentuk tas. Batu itu dibuang ke laut. orang  itu pun tenggelam seperti timah. Cepat-cepat dia mengisi jaring dengan cangkang, lalu menarik tali untuk memberi isyarat naik. Mereka yang berada di perahu pun menariknya. Dalam keadaan seperti setengah tercekik, penyelam itu mencapai permukaan bersama dengan hasil tangkapannya. Upaya yang ia lakukan untuk menahan napas begitu menyakitkan, hingga terkadang darah menyembur dari mulut dan hidungnya. Terkadang, si penyelam muncul dengan satu kaki hilang, bahkan bisa saja dia tidak pernah muncul. Seekor hiu telah menelannya.”

“Beberapa mutiara yang bersinar di jendela toko perhiasan harganya jauh lebih mahal daripada sekantong besar mahkota. Itu mungkin seharga hidup seorang manusia.”

“Jika Arab berada di ujung desa kita, aku tetap tidak akan pergi mengambil mutiara, ”kata Emile.

“Untuk membuka cangkangnya, kerang-kerang itu dijemur di bawah sinar matahari sampai binatang itu mati. Kemudian orang-orang pun membongkar tumpukan yang berbau busuk itu, dan mengambil mutiaranya. kemudian mereka terpaksa melubanginya.”

“Suatu hari,” kata Jules, “ketika orang-orang sedang membersihkan pabrik penggilingan besar, aku menemukan beberapa cangkang yang bersinar di bagian dalam, seperti sang induk mutiara.”

“Kita memiliki kerang-kerang dengan dua bagian berwarna hitam kehijauan di sungai-sungai dan parit-parit kita. Mereka disebut remis air tawar. Bagian dalam mereka mengandung induk mutiara. Beberapa yang berukuran sangat besar dan lebih suka hidup di aliran sungai pegunungan, bahkan menghasilkan mutiara. Tapi mutiara ini tidak se-berkilau dan tentu saja berarti tidak se-berharga meleagrina.”

 

Catatan kaki :

Meleagrina margaritifer : menurut sumber https://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=214934 sejak 1758,dikenal sebagai Pinctada margaritifera. https://en.wikipedia.org/wiki/Pinctada_margaritifera lihat juga https://invasions.si.edu/nemesis/species_summary/568098 di indonesia dikenal sebagai japing-japing atau tiram mutiara bibir hitam https://id.wikipedia.org/wiki/Japing-japing

Sol atau Sous adalah mata uang romawi kuno -abad ke 4- yang diambil dari nama kaisar Solidus, sering digunakan orang perancis dalam ungkapan untuk menggantikan kata “uang”. Tiap Sol dibuat dari 4,5gram emas murni – sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/French_sol#The_sou_in_French_expressions )

 

 

 

Leave a Comment

error: Content is protected !!