XV BULU DOMBA

Seperti yang telah disepakati di hari sebelumnya, Jacques sudah siap dengan pertunjukannya. Agar para pasien tidak bergerak, mereka wajib berbaring, kaki-kaki diikat, di antara dua papan rak yg bersisian. Pisau baja berkilat di lantai. Sementara para korban tak berdosa terikat dan berbaring. Mereka menanti takdir suram dengan pasrah. Apakah mereka akan dipenggal? 

O Tidak. Mereka tidak akan dipenggal: mereka akan dicukur Jacques meraih seekor domba dengan mengangkat kaki-kakinya, meletakkan domba tersebut di antara dua papan rak. Dengan gunting besar mulailah ia mencukur bulunya: srek, srek, srek. Segumpal demi segumpal bulu domba berjatuhan. Ketika domba telah gundul ia berlari ke samping, malu dan kedinginan. Ia baru saja memberi bulunya untuk memberi pakaian bagi manusia. Jacques meletakkan domba lain di rak dan gunting pun mulai bekerja. 

“Katakan Jacques, ujar Jules, apa mereka tidak kedinginan setelah bulunya dicukur? Kau lihat betapa gemetar nya domba itu setelah kau cukur? “

“Jangan khawatir, Telah kupilih hari yang cocok. Matahari bersinar hangat. Besok mereka tak akan merasa perlu wol lagi. Selain itu, bukankah mereka harus kedinginan agar kita hangat? “

“Kita, hangat?” Bagaimana bisa? 

“Kau membuatku heran. Kau banyak membaca buku, masa tidak tahu?”

Jadi begini, dengan wol ini kaus kaki dibuat, banyak hal dirajut untuk musim dingin. Mereka bahkan membuat pakaian dan kain untuk pakaian. “

“Euw,” jerit Emile, ” Wol ini sangat kotor dan jelek untuk stoking, rajutan dan kain. “

“Sekarang kotor, ” Jacques sepakat, “tapi nanti dicuci di sungai dan jika sudah putih bersih, mama Ambriosine akan memintalnya dan membuat benang. Benang yang dirajut dengan jarum akan menjadi kaus kaki yang akan sangat didambakan mereka ketika harus berlari di salju”

“Aku belum pernah melihat domba merah, hijau, biru tapi mengapa ada warna wol merah, hijau, biru atau warna lain? ” tanya Emile. 

Mereka mewarnai wol putih. Mereka masukkan ke dalan air mendidih berwarna dan dari sanalah warna itu ada  

Pakaian ? 

Pakaian dibuat dari benang -benang woll seperti itu: namun untuk menenun benang buat benang itu saling bersilangan, lalu untuk menjadikan kain, kalian harus menggunakan mesin yang tidak kita punyai. Mesin-mesin ini hanya bisa didapati di pabrik-pabrik besar pemintal wol. 

‘Kalau begitu, celana yang kupakai ini berasal dari domba; rompi, syal, kaus kaki. Aku berpakaian dari produk domba!

‘Benar, agar kita tidak kedinginan kita mengambil wol domba. Hewan-hewan itu menyediakan bulunya untuk pakaian kita, susu dan dagingnya untuk makanan bergizi yang kita konsumsi dan kulitnya untuk sarung tangan. Kita hidup dari hewan peliharaan. Kerbau kita gunakan tenaga, daging dan kulitnya, sementara sapi memberi kita susunya. Keledai jantan, betina bekerja untuk kita. Ketika mereka mati, mereka menggunakan kulitnya untuk sepatu. Ayam memberi kita telur dan anjing memiliki kecerdasan yang kita manfaatkan untuk melayani kita. Namun, masih ada orang yang tanpa motif apapun, menyakiti hewan-hewan ini yang tanpanya kita tak memiliki apa-apa. Mereka membuat hewan-hewan ini menderita kelaparan dan memukuli mereka tanpa belas kasih. Jangan pernah meniru orang-orang yang tak berperasaan itu. Hal tersebut menghina Tuhan yang telah menganugerahkan kita keledai, kerbau, domba, dan hewan lain. Ketika memikirkan apa yang telah mereka beri, bahkan hidup mereka, aku mau berbagi roti terakhirku dengan mereka.’

Sementara itu, gunting terus bergerak srek, srek, srek, dan bulupun berjatuhan.

 

Leave a Comment

error: Content is protected !!