LI. KEMATIAN LEONIDAS

Sementara orang Persia ragu-ragu, seorang gembala Yunani, Eph-i-al’tes, menyusup ke kamp mereka. Sebagai seorang pengkhianat keji, ia menawarkan untuk menunjukkan mereka jalan masuk lain ke Yunani, jika mereka membayarnya dengan baik. Pria itu dibawa ke tenda seorang jenderal Persia, di mana dia menjelaskan bahwa dia bisa dengan mudah memimpin pasukan Persia melewati pegunungan.

 

Melalui jalan tikus yang hanya diketahui oleh orang Yunani, mereka tidak hanya bisa

melintasi gunung, tetapi juga bisa turun ke pasukan kecil Yunani yang menjaga celah gunung Thermopylae. *(Pass of Thermopylae/The Hot Gates (Gerbang Panas/Gerbang Api).

 

Tawarannya sebagai pemandu diterima. Ephialtes, menepati janjinya, jika tidak ke negaranya, memimpin Dewa Persia di sepanjang jalan sempit ini.

Leonidas, yang tidak bisa membayangkan bahwa salah satu dari orang Yunani akan menjual negaranya dan kehormatannya untuk emas, hanya menempatkan beberapa sekutunya di tempat ini.

[Ilustrasi: Persia yang Bertarung.]
Para Dewa mengikuti Ephialtes, dengan mudah mengalahkan beberapa pasukan ini, dan datang tanpa disadari lawan ke belakang pasukan bangsa Sparta. Hanya ketika ia mendengar derap kaki kuda di belakangnya dan dari gunung di atasnya,  Leonidas mengetahui bahwa dia telah dikhianati.

Dengan tergesa-gesa Leonidas memanggil sekutunya. Dia memberi mereka izin untuk menyelamatkan diri dengan cara melarikan diri, menyatakan kekalahan, atau apapun. Tetapi, dia dan teman-temannya tidak akan pernah meninggalkan pos mereka. Dan karena mereka tidak dapat menaklukkan, mereka siap untuk mati.

Beberapa sekutu mengambil keuntungan dari izin untuk melarikan diri, tetapi tujuh ratus Thes’pi-ans dengan terhormat memilih untuk tetap bersama bangsa Sparta. Dengan keberanian dari keputusasa-an, orang-orang ini berperang melawan Persia di depan dan di belakang mereka, menjual hidup mereka semahal mungkin. Meskipun kemungkinan kemenangan mereka kecil, mereka menolak untuk menyerah. Sampai akhirnya merekapun jatuh, satu demi satu, di tempat yang telah mereka sumpahi untuk jaga.

Mayat mereka, yang ditemukan hampir bertumpuk,–karena mereka telah dihina

–dikuburkan secara terhormat dalam satu gundukan, yang di atasnya menjulang monumen dengan prasasti sederhana ini,–

“Pergi, orang yang lewat, beri tahu Sparta, 

Patuh pada hukumnya, kita jatuh.”

Persia telah memaksa masuk ke Yunani. Tidak ada yang bisa memprediksikan gerakan mereka selanjutnya, sehingga pasukan perkasa itu bergerak menyapu ke selatan. Tempat pertama dalam catatan perjalanan mereka ke Athena adalah Delphi, ke situs kuil suci, di mana tersimpan harta besar.

Orang Yunani tahu bahwa orang Persia tidak menyembah dewa yang sama, dan takut mereka akan merampok kuil: jadi mereka sekarang dengan penuh semangat bertanya pada peramal, untuk mengetahui apakah mereka semua tidak boleh berkumpul di sana untuk pertahanankan-nya.

Yang mengejutkan mereka, sang peramal dengan bangga menjawab, “Para dewa akan menjaga diri mereka sendiri,” dan menyuruh mereka untuk menggunakan kekuatan mereka itu untuk membela rumah masing-masing.

Pasukan orang Persia bergerak ke ngarai berbatu yang mengarah ke kuil di Delphi. Tapi tepat saat mereka memasuki lembah, badai yang mengerikan pecah. Muncul kegelapan yang begitu besar sampai sanggup membuat para tentara itu tersesat. Batu-batu berguling dan jatuh menimpa mereka.

Para prajurit yang dipenuhi ketakutan segera mundur dengan tergesa-gesa. Mereka tidak pernah lagi berani menjelajah lembah ini.

Sementara itu, armada Yunani di Artemisium yang selama ini telah menahan kapal Persia di teluk, mendengar berita tentang kematian Leonidas dan pertempuran Jalan/celah gunung Thermopylae. Orang Yunani kemudian segara berlayar secepat yang mereka bisa menuju Athena, mengetahui bahwa mereka akan dibutuhkan di sana untuk mempertahankan kota.

Sekutu-sekutu meyakini bahwa akan sia-sia untuk mencoba mempertahankan bagian utara Yunani lagi. Mereka pun mundur ke Peloponnesus dan,berharap untuk mencegah orang Persia masuk ke sana. Mereka dengan terburu-buru mulai membangun tembok besar di seluruh Tanah Genting Korintus, yang lebarnya hanya sekitar lima mil.

Leave a Comment

error: Content is protected !!