BAB 2: GEMPA BUMI

[Arica paska gempa bumi 1868]

Jadi, kamu telah melihat gambar indah reruntuhan Arika pada kolom “Ilustrasi Surat kabar London”; dan membuatmu bingung dan sedih. Kamu ingin tahu mengapa Tuhan membunuh semua manusia itu — semua ibu  dan anak-anak kecil?

Oh, anakku sayang! Siapakah aku hingga patut menjawabnya?

Tidakkah kamu salah, bertanya padaku? Tidak, anakku sayang; tidak.

Kau bertanya padaku karena kamu adalah manusia, yang diciptakan menurut gambar Allah, bukan sekedar hewan cerdas, seperti kera yang dapat membaca, menulis dan berhitung. Sehingga kamu tidak bisa merasa puas, dan memang sepatutnya tidak dapat merasa puas, hanya dengan bertanya bagaimana segala sesuatu terjadi, tetapi kau juga perlu bertanya lebih lanjut, mengapa. Kamu tidak dapat terpuaskan hanya dengan mengetahui penyebab sesuatu terjadi; dan jika kamu mengetahui semua ilmu pengetahuan alam yang bisa dan hanya akan bisa diketahui oleh manusia, kamu hanya akan mengetahui penyebabnya, padahal akalbudimu ingin mengetahui apa alasan yang mendasarinya; walaupun aku tidak bisa mengatakan alasannya, atau memperlihatkan apapun kecuali sekilas di sini dan di sana sebelumnya pernah kusebut sebagai kehebatan Lady Why, namun aku yakin bahwa bagaimanapun, kapanpun, dan dimanapun nanti, kamu akan belajar sesuatu yang mendasari segala sesuatu. Untuk segala rasa ingin tahu, Mengapa telah Tuhan patrikan langsung pada hati setiap anak kecil; dan aku yakin Dia tidak akan membuat mereka penuh rasa ingin tahu jika Dia tidak bermaksud memuaskannya.

Nah, kau mungkin tidak memahamiku. Aku percaya kamu akan memahamiku suatu hari nanti. Sementara, aku pikir– aku hanya dapat berkata aku pikir — kamu ingat bagaimana aku menyuruhmu untuk menjadi rendah hati saat berbicara tentang Lady Why– jadi kita perlu menebak  alasan yang tepat dari terjadinya gempa bumi dahsyat di Amerika Selatan. Aku tidak bermaksud untuk tak peduli atas penderitaan orang-orang yang malang itu: tapi aku tidak dapat menahan diriku berpikir bahwa mereka tentu telah melakukan sesuatu hal yang sama seperti ratusan tahun yang lalu, yang ditulis dalam alkitab tentang “menguji kebesaran Tuhan” mempertaruhkan harta dan nyawa mereka, seakan gempa bumi takkan pernah terjadi, sementara mereka tahu bahwa gempa bumi akan terjadi kapan saja. Mereka telah menyelesaikan (dan aku mengira tak akan secepat itu mereka menyelesaikannya) kisah parabel yang telah aku ceritakan sebelumnya, tentang suatu bangsa yang sesukanya hidup dengan sembrono dan bahagia di atas kaki gunung berapi , dan tidak peduli dengan kondisi gunung yang bererupsi, asap yang keluar dari puncak gunung, slag, abu yang berserakan; sampai pada suatu ketika gunung tersebut meletus dan benar-benar menghancurkan kehidupan mereka.

[Volcanic Slag https://www.dreamstime.com/photos-images/volcanic-slag.html]
Sehingga aku berpikir bukankah seharusnya mereka sudah mengira gempa bumi akan terjadi?. Yah, memang kita tidak boleh menghakimi siapapun, terutama jika mereka tinggal di bagian bumi di mana kondisinya membuat kita tidak bisa mengontrol diri. Tapi aku yakin kita tahu, bahwa mereka sudah cukup tahu, tentang gempa bumi, agar bisa berhati-hati karena mereka telah tinggal di sana selama bertahun-tahun. Paling tidak kita berharap, walaupun mereka tidak paham perkembangan ilmu terbaru tentang gempa bumi ini, mereka akan mempelajarinya sekarang, dengan mendengarkan pesan yang Madam How telah suguhkan dalam bentuk suara petir vulkanik, dan tulisan yang berbentuk lava.

Dan apa maksud dari semua itu?

Anakku sayang, apabila pemilik rumah kita mempunyai kebiasaan untuk memberikan tempat tinggal lalu menempatkan bahan peledak di bawah fondasi rumah untuk meledakkan kita, apakah kamu tidak berpikir bahwa ada pesan yang ingin dia sampaikan, walaupun dia tidak berkata apa-apa? Tentunya itu suatu bentuk kesalahan besar jika dia sekedar melakukannya tanpa tujuan apa2, satu yang pasti — jika dia bisa langsung mengatakannya, dia tidak ingin kita tinggal di rumahnya lebih lama lagi; maka dia beritahu kita untuk pindah dengan cara yang sangat kasar.

Dan sepertinya bagiku warga Spanyol Amerika yang menderita ini telah menerima pemberitahuan dari tuan tanah, Yang Maha Sempurna, sebuah pemberitahuan untuk pindah yang mungkin tidak pernah diterima siapapun sebelumnya; dengan kata-kata yang lugas  yaitu, “Kalian harus meninggalkan negeri ini: atau binasa”. Dan aku yakin, pesan itu, seperti semua pesan Lady Why, diberikan dengan hati yang penyayang dan penuh kasih; bahwa jika warga Spanyol Amerika ini meninggalkan pantai barat Peru, menyeberangi Andes menuju hutan-hutan hijau di  bagian timur wilayah mereka, mungkin saja mereka tidak hanya dapat hidup bebas dari gempa bumi, namun menjadi bangsa besar, yang kaya dan bahagia (tentunya ini hanya bisa terjadi jika mereka hidup tepat guna dan produktif, tidak bermalas-malasan atau menyia-nyiakan waktu), aku khawatir kebiasaan hidup mereka sebelumnya masih perlu jauh ditingkatkan. Di bagian timur wilayah mereka, karunia Tuhan telah menanti surga yang tidak mampu aku deskripsikan maupun kalian bayangkan; hutan-hutan berharga, buah-buahan, obat-obatan, dll– dengan kata lain, kekayaan tanpa batas— menanti mereka untuk dibawa seluruhnya melalui sungai Amazon yang luas, memperkaya kita di Old World, juga memperkaya mereka di New World. Jika saja mereka mau beranjak dan menggunakan karunia Tuhan tersebut, bukan malah mengabaikannya seperti yang mereka lakukan selama tiga ratus tahun terakhir ini, tentu mereka dapat  menjadi anugerah bagi bumi ini, bukannya menjadi apapun yang mereka pilih selama ini.  

Tuhan menganugerahkan, anakku sayang, bahwa orang-orang yang menderita ini memahami peringatan yang telah terkirim kepada mereka; “Suara Tuhan mengungkapkan fakta-fakta” seperti filsuf Lord Bacon menyebutnya, dan lihatlah, tidak hanya Tuhan meminta mereka meninggalkan tempat di mana mereka berada saat itu, tapi juga Dia telah menyiapkan tempat baru untuk mereka, di tanah mereka sendiri, sebuah tempat tinggal yang seribu kali lebih baik dari yang mereka tinggali sekarang.

Tapi kamu bertanya, Bagaimana mungkin mereka mengetahui kapan gempa bumi akan terjadi?

Baiklah, untuk dapat membuat kamu mengerti itu, kita harus membicarakan sedikit tentang gempa bumi, apa penyebabnya, mari kita pikirkan kira-kira apa penyebabnya. Itu adalah rencana  yang bijak dan ilmiah.

Sekarang, apapun yang menyebabkan gempa bumi terjadi, sudah pasti sangat kuat. Apa hal terkuat yang kamu tahu di dunia ini? Apakah…….

Bubuk mesiu?

Ya, bubuk mesiu kadang-kadang kuat; tapi tidak selalu. Kamu membawanya dalam sebuah tabung, atau di tanganmu, dan kemudian ia tak memiliki kekuatan apapun. Ia akan menjadi kuat dengan mengubahnya menjadi gas dan uap. Uap selalu kuat. Dan jika kamu melihat mesin kereta api uap, terlebih jika kamu pernah melihat — yang Tuhan melarangmu — ledakan ketel, kamu akan setuju denganku,bahwa hal terkuat yang aku tahu di muka bumi adalah uap.

Sekarang, aku berpikir bahwa kita hampir dapat menjelaskan seluruhnya, paling tidak sebagian dari apa yang kita tahu mengenai gempa bumi, jika kita benar-benar yakin bahwa gempa bumi disebabkan oleh uap dan gas lain yang mengembang, yang  menyebar dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa. Tentunya ada sesuatu yang membuat mereka mengembang, yaitu panas. Tapi kita belum akan membicarakan hal ini.

Sekarang kamu ingat teka-teki yang kuberi padamu sebelumnya? – “Apa hubungan antara suara getaran tutup ketel ketika air di dalamnya mendidih, dengan bagaimana Hartford Bridge Flat dapat terangkat keluar dari laut di masa lampau?”.

Jawaban dari teka-teki ini, menurutku adalah – uap yang menjadi penyebab keduanya. Tutup ketel akan berbunyi karena uap mengembang menyebabkan tutup bergetar dan uap keluar dari lubang kecil. Dengan memperkirakan bahwa  ada uap yang mencoba keluar dari lapisan bumi yang longgar namun keras, kemudian dianalogikan dengan tutup dari ketel yang longgar juga keras, maka ketika ada retakan di lapisan bumi seperti yang terjadi pada retakan antara tepian tutup ketel dan tepian ketel: mungkinkah uap itu ingin keluar melalui retakan, menggetarkan permukaan bumi, dan yang menjadi penyebab gempa bumi?

Jadi, uap akan keluar dengan mudah, dan mungkin sekilas akan terdengar bergemeretak, seperti gempa bumi, inilah yang pernah dikatakan oleh komedian Charles Selwyn, bahwa hal itu terdengar tak berbahaya, seperti binatang peliharaan jinak yang kalian belai, seperti juga yang pernah aku rasakan di Pyreness, pengalaman itu memberikanku pemikiran mendalam selama beberapa saat, walaupun pada awalnya aku hanya tertawa-tawa, tak melakukan apa-apa; tapi nanti aku kukatakan apa alasannya.

[Pegunungan Pyrenees]

[Lokasi pegunungan Pyrenees]

Aku sedang berjalan-jalan di  Pyrenees; dan pada suatu sore aku tiba di lokasi yang sangat cantik; sebuah lembah kecil, lebih tepatnya retakan luas di pegunungan, celah retakannya begitu sempit sehingga tidak ada ruang untuk apapun di bawahnya, kecuali aliran air yang bergemuruh diantara dinding-dinding batuan yang mengkilap. Jauh di atas sana, di puncak arus deras, jalannya terputus diantara tebing-tebing curam, semakin ke atas, ratusan kaki di atas kepala kita, ada lebih banyak jurang dengan pintu gua yang besar dan gelap, dari masing-masing pintu itu mengalir air terjun yang deras dan berbuih,yang cukup untuk menggerakan kincir air, lalu di atasnya terlihat tumpukan gunung-gunung yang ditutupi hutan box, yang kaya akan aroma panas dan musky di hangatnya udara musim semi. Di antara pepohonan box dan reruntuhan batu besar, tumbuh bunga Hepatica berwarna biru, putih, dan merah seperti yang biasa kalian lihat di taman; dan bunga bintang kecil Gentiana, warnanya lebih biru dibandingkan birunya langit. 

[Gentiana Hepatica]
Tapi di bagian atas pepohonan box, tumbuh pohon fir silver raksasa, membungkus tebing dan lembah kecil dengan pilar-pilar hitam pekat berujung runcing dengan tepi bergerigi yang menjulang tinggi ke langit petang berwarna jingga, di sepanjang area pegunungan ribuan kaki tingginya, lalu dibelakangnya lagi, di bagian puncak lembah, tampak hamparan luas salju pertama  yang mengerucut, terlihat berkilauan dan begitu dekat, membuat siapapun yang melihat ingin menyentuhnya dengan tangan mereka, padahal berada bermil-mil jauhnya.

[Hepatica transsylvanica]
Salju putih menakjubkan , lapisannya setinggi tujuh ribu kaki ke udara, dan aku menyaksikan warna putihnya yang begitu indah berubah merah jambu di cahaya langit petang, lalu ketika matahari tenggelam, warnanya memudar menjadi abu-abu kusam yang  dingin, sampai cahaya bulan datang menyinarinya kembali. Setelah lelah takjub mengagumi, aku pun pergi tidur. Dan akupun bermimpi —Seperti mimpi menjadi Alice yang pergi ke Negeri Ajaib — mimpi yang aku yakin pernah kau alami sebelumnya. Kamu bahkan menyukai suara bising maupun keributan karena mimpi yang kau alami terasa seperti berlangsung berjam-jam, kenyataannya bahkan belum sampai dua detik; karena suara yang mengawali mimpimu itulah yang membangunkanmu: begitulah pengalamanku. Dalam mimpiku, beberapa orang Inggris datang ke hotel tempat aku menginap, mereka tidur di lantai bawah kamarku; mereka bertengkar dan berkelahi, menghancurkan tempat tidur, saat itulah aku terbangun menghentikan perkelahiannya, dan suara bergemuruh perlahan terdengar dari arah utara lembah; suara bergemuruh ini asing bagiku, seperti suara seratus kereta api yang berguling jatuh ke tanah, dan sepertinya bagian bawah tempat tidurku berguncang hebat, aku pun segera bangkit secepat mungkin, dan mendengar suara menggelegar itu semakin menjauh saat ia berguling ke lembah menuju puncak-puncak salju. Di kepalaku masih saja terngiang suara perkelahian orang-orang Inggris tadi. Tapi kemudian aku sadar bahwa tidak ada orang Inggris yang datang semalam, dan aku pernah ke kamar bawah, tapi di sana tidak ada tempat tidur. Lalu aku buka jendela, seorang wanita berteriak, anjing menggonggong, ayam-ayam jantan dan betina berkotek seperti lelucon yang tak menyenangkan, lalu akhirnya aku tak mendengar apa-apa kecuali suara gemuruh arus deras yang berjarak ratusan kaki di bawahku. Dan akhirnya baru kusadari suara apa tadi; tawaku pun meledak, dan aku berkata pada diriku sendiri, “Itu hanya gempa bumi”, dan aku pun kembali tidur.

Paginya aku mencari tahu apakah orang-orang mendengar bunyi yang sama semalam, Tidak ada, tak ada seorangpun yang mendengar. Dan supir yang membawaku ke lembah ini hanya mengedipkan mata, tapi memilih untuk tidak berbicara. Akhirnya ketika sarapan aku bertanya kepada seorang pelayan cantik mungil tentang asal suara-suara semalam, lalu dia memberi jawaban yang membuatku senang. “Ah, itu hanya gempa bumi; setiap enam minggu, beberapa kali pasti terjadi”. Akhirnya rahasia terbongkar.  Pelayan mungil tadi ternyata berasal dari daerah dataran rendah yang jauh, dan tidak keberatan untuk menyatakan kebenaran: Tetapi penduduk setempat yang baik takut untuk memberitahu kebenaran bahwa mereka mengalami gempa setiap enam minggu, khawatir pengunjung akan kabur karena ketakutan; dan karena mereka adalah orang-orang yang sangat baik hati, aku tidak akan memberitahu kalian di mana tempat ini berada

Tentunya apa yang dapat aku lakukan hanyalah bertanya pada Madam How, bagaimana dia membuat gempa bumi terjadi di suatu tempat yang ratusan mil jauhnya dari gunung berapi? Dan ini adalah jawaban yang kira-kira akan dia berikan, meskipun aku tidak berusaha sombong tapi aku yakin dengan perkiraanku .

Saat aku datang ke lembah aku telah menyadari betapa cantiknya jurang marmer batu kapur berwarna abu-abu; tapi hanya di tempat ini marmernya berubah menjadi granit, seperti yang kalian lihat di jembatan London atau di Aberdeen. Maksudku bukanlah batu kapur akan berubah menjadi granit, melainkan granit muncul di dasar lembah, dan sepertinya membawa batu kapur di bagian belakangnya sehingga ikut muncul di permukaan berjarak ratusan kaki jauhnya. Gua-gua di sana dengan air terjun yang keluar dari mulutnya, memiliki ketinggian yang sama, mereka berada di atas lapisan granit, dan di bawah lapisan batu kapur. Itulah yang  kuharap dapat  kujelaskan padamu satu saat nanti bahwa dengan mudahnya air dapat membuat gua pada batu kapur, tapi tidak berlaku demikian pada granit. Tetapi aku juga menyadari bahwa selain sumber air dingin, sumber air panas penuh dengan garam kimia pun muncul tepat di bawah rumah yang aku tinggali. Dan ketika aku kembali untuk mengamati, aku menemukan bahwa mereka berasal dari gabungan batu kapur dan granit. “Ah” aku berkata ” Sekarang aku  pikir aku telah mempunyai jawaban dari Madam How. Tutup dari ketel uapnya yang bagus sudah goyah dan retak karena lapisan granitnya telah rusak dan menghancurkan lapisan batu kapur seiring ia terangkat ke atas; dan di sini air panas keluar dari ketel mengalir keluar dari retakannya; maka gempa bumi yang aku dengar semalam sebenarnya hanyalah uap, gemuruh dan dentuman dari dalam yang mencoba untuk keluar.

Dan akhirnya, anakku sayang, dengan sungguh-sungguh aku akan mengatakan ini. Aku berkata pada diriku sendiri, “jika arus sungai menjadi sedikit lebih deras; atau batu yang di atasnya menjadi lebih lunak, ini bukan lagi hal yang sepele; desa bisa bergetar hingga ke dasar daratannya; batu-batu terhempas pada arus deras perairan; semburan air panas dan uapnya mungkin saja tercampur dengan gas yang mematikan, mereka bergemuruh dari retakan daratan, singkatnya itulah yang terjadi, yang kugambarkan tadi telah terjadi dan masih terjadi di ratusan tempat di seluruh dunia, apabila batu-batu menjadi sangat lemah untuk menahan tekanan gas dari bawah, dan daratan keras  meledak seperti ledakan mesin ketel ketika uap yang berada di antaranya menjadi sangat keras. ” Dan ketika pemikiran itu datang ke kepalaku, aku tidak akan bercanda tentang ini lagi dengan menyebut “gempa bumi kecil” atau “Ketelnya Madam How”; tapi aku akan mengatakan layaknya pepatah orang tua yang bijaksana, “Oleh karena kemurahan hati Tuhanlah, kita tidak menjadi korban bencana gempa.”


Yang paling ganjil juga mengerikan adalah bagaimana uap dari kerak bumi bekerja. Ia membuat permukaan bumi yang kita lihat begitu keras dan kuat, berguling dan bergoyang dalam gelombang, seperti kapal yang bergoncang-goncang hingga membuat orang-orang menjadi mabuk laut, dan goncangan (yang biasa terjadi) tersebut walaupun tidak terlalu kencang, seringkali akan membunyikan bel di menara, dan menggerakkan perabotan juga membuat benda apapun yang berjajar di rak jadi berserakan. Goncangan Ini juga akan membuat pohon menekuk ke sana ke mari, seakan angin bertiup melaluinya; membuka pintu dengan begitu cepatnya, lalu membanting pintu tersebut hingga menutup kembali; membuat tiang-tiang kayu atap dan langit-langit berderak, seperti yang terjadi pada kapal di laut; ia juga akan membuat orang-orang ketakutan seperti kejadian pada salah seorang penjaga dermaga di Liverpool pada gempa bumi tahun 1863, saat jam sakunya bergoyang, seseorang akan melemparku ke dermaga, begitu pikirnya. Tapi ini hanya sedikit tanda-tanda dan peringatan apa yang bisa guncangan tadi lakukan. Ketika sangat keras, ia akan menghancurkan rumah dan gereja menjadi reruntuhan, kalaupun ia membiarkan mereka tetap tegak berdiri, retakan-retakan yang ditimbulkannya dari atas hingga bawah gedung, tetap membutuhkan perombakan dan pembangunan kembali.
Lihatlah lukisan dari hancurnya Arika, inilah yang memulai pembicaraan kita, dan dari sana kamu cukup bisa membayangkan bagaimana sebuah kota hancur oleh gempa bumi.

Aku tak akan membicarakan kesengsaraan dan ketakutan yang mengikuti kehancuran kota tadi, ataupun menggelapkan jiwa mudamu dengan pikiran sedih yang mau tak mau harus dihadapi oleh orang dewasa. Tapi keanehan tentang bagaimana sebenarnya goncangan gempa bumi terjadi itu mengagetkan dan sulit dijelaskan, bahkan oleh ahlinya. Terkadang seakan kekuatannya membulat, membuat pusaran tanah padat, menjadi seperti pusaran air di sungai. Sehingga barisan pepohonan yang tadinya lurus menjadi bengkok. Juga membuat seluruh dinding, atau lebih tepatnya tanah dimana dinding berdiri, menjadi terputar tanpa merobohkan dindingnya; goncangan ini akan menggeser bebatuan pembentuk pilar ke arah berseberangan, seperti ketika raksasa mencoba memutar sebuah teetotum dengan satu ujung jarinya saja, pilar itu pun hancur berkeping-keping. Ada suatu cerita dari seorang bijak yang melihat sendiri bagaimana seluruh perabotan rumahnya porak poranda oleh gempa bumi, terkubur di bawah reruntuhan rumah lain serta segala sesuatu yang terlempar hingga ratusan yard, memaksa warga pergi ke pengadilan untuk menentukan siapa pemilik sebenarnya. Terkadang pula, goncangannya bukan datang secara gelombang horizontal, ataupun berputar seperti putaran air, tetapi dalam bentuk vertikal, yaitu, dari atas ke bawah, yang membuat barang-barang (bahkan orang-orang, sungguh disayangkan! Terkadang) sampai terlempar dari bumi jauh ke udara, seperti benda-benda yang terlempar dari atas meja ketika kamu memukul bagian bawah mejanya dengan kekuatan yang tepat.

Dengan hukum yang sama (karena ada hukum berbeda dalam tiap gerakan) guncangan gempa bumi kadang-kadang membuat bebatuan terlempar dari jurang ke lembah di bawahnya. Guncangannya melewati gunung hingga akhirnya sampai ke jurang; kemudian permukaan jurang retak berkeping-keping lalu terbang melayang ke udara. Kamu mungkin dapat melihat hal yang sama terjadi, ketika kamu meletakkan kelereng atau bola biliar pada satu barisan tanpa jarak antara satu dengan lainnya, lalu kamu memukul bola yang posisinya terdekat denganmu. Semua bola akan tetap diam kecuali yang terjauh darimu, ia melayang ke udara. Guncangan, seperti guncangan pada gempa bumi, bekerja seperti itu, ia menggetarkan seluruh barisan tapi hanya benda yang paling ujung, yang tidak terhalang oleh apapun kecuali udara lembutlah yang bergerak; dan saat kamu bertambah dewasa, mempelajari matematika, kamu akan paham hukum gerak berdasarkan kejadiannya; dan belajar mengaplikasikannya dari kejadian bola biliar tadi untuk menjelaskan terjadinya gempa bumi yang menakjubkan. Untuk hal ini, seperti yang telah banyak disinggung, kamu harus menyaksikan Madam How mengerjakan hal kecil dan umum, agar paham bagaimana dia mengerjakan hal luar biasa dan langka. Itulah mengapa nabi Salomo berkata “mata orang bebal melayang sampai ke ujung bumi,” karena dia selalu mencari sesuatu yang ganjil yang belum pernah dilihatnya; dan yang tidak dapat dia pahami bahkan saat ia melihatnya; alih-alih melihat sesuatu hal yang umum dan sepele yang berada di bawah kakinya sepanjang hari, dan mempelajarinya adalah ilmu, ketrampilan menggali lebih banyak ilmu pun sebuah ilmu.


Kehancuran mengerikan lainnya yang dibawa oleh gempa bumi di sekitar pantai ini yaitu tsunami, seperti kejadian tahun 1867 di pulau St. thomas, Hindia Barat, seperti tsunami pada pantai Peru tahun 1868. Laut surut, lalu pasang lagi, meninggalkan pantai yang telah kering kemudian kembali datang dengan gelombang air besar setinggi rumah bahkan mungkin lebih tinggi lagi, menyapu daratan lebih jauh, menghanyutkan dermaga dan rumah-rumah, menyeret kapal besar bersamanya; selanjutnya gelombang itu datang kembali, menyebabkan kapal itu kandas di tempat tinggi dan kering, seperti lokasi kapal di Peru tahun 1868.

Sekarang, bagaimana ombak dapat terjadi? Mari kita bayangkan. Mungkin ada banyak cara. Tapi dua diantaranya akan kujelaskan padamu sesederhana mungkin, karena kedua cara ini yang paling mendekati dan juga umum terjadi.

Saat gempa bumi datang, bagian bumi yang berada di dasar laut ikut berguncang karena adanya gelombang seismik sehingga dasar laut juga ikut turun. Volume air terhisap oleh retakan yang disebabkan guncangan tadi dan mengeringkan pantai; sampai dasar laut terangkat kembali dan air mengalir ke daratan. Ini salah satu penjelasannya, dan bisa jadi benar. Jadi, memanglah benar bahwa  gempa bumi dengan kekuatannya yang besar telah menggerakkan dasar laut dan juga air laut.

[Gelombang seismik]
Jika selama masa gempa bumi  terjadi, kapal-kapal di laut merasakan hantaman yang begitu besar (walau tak berbahaya) sampai-sampai para pelautnya terburu-buru ke geladak karena mereka mengira telah menabrak batu karang; maka kekuatan yang mampu membuat kapal-kapal mengapung di air ini akan cukup kuat untuk menghempaskan ribuan ton air ke pantai juga daratan.  Tapi ada cara lain untuk menjelaskan kekuatan ombak yang luar biasa ini, yang terkadang saya harap bisa jadi kenyataan. 

Andaikan kamu menaruh bola karet india kosong ke air lalu meniupnya melalui sedotan. Tentu saja ketika bola terkena tiupan, bagian atasnya terangkat dari permukaan air. Sekarang, andaikan sebuah pesta semut-semut berlangsung di atas bola tadi,  dan bayangkan ia sebagai pulau yang besar atau mungkin bumi– apa yang akan mereka pikirkan  ketika bolanya terisi air dan membesar?

JIka semut-semut tadi dapat melihat di baskom atau bak bagian mana lokasi bola tadi berada dan memastikan mereka diam tak bergerak, maka akan segera mereka sadari bahwa sebenarnya mereka telah bergerak dan bola telah terangkat dari permukaan air. Tapi jika semut-semut tadi tak mempunyai penglihatan jarak jauh sehingga tidak bisa melihat sisi bak maka mereka cenderung akan membuat kesalahan dalam menentukan apakah bolanya telah bergerak atau tidak, karena mereka akan seperti manusia pada suatu pulau yang terisolasi dari sekitarnya. Selanjutnya akan menjadi tidak mungkin untuk mengetahui apakah mereka yang bergerak keatas atau airnya yang bergerak kebawah; apakah bola telah terangkat dari permukaan air, atau airnya telah surut dan mengeringkan bola. Mereka akan berkata, ” airnya telah surut, dan mengeringkan bola”.

Dapatkah kamu memahaminya? Kemudian pikirkan apa yang akan terjadi, jika kamu melubangi bola tadi. Udara yang didalam akan mendesis keluar, dan bola akan tenggelam masuk ke air lagi. Tapi semut-semut mungkin lebih menyukai kebalikannya. Kepala-kepala kecil mereka akan penuh dengan gagasan bahwa bolanya padat dan tidak dapat bergerak seperti juga benak kita dipenuhi dengan ide bahwa bumi padat dan tidak dapat bergerak, lalu para semut akan berkata, ” Ah! airnya pasang lagi. Aku pun yakin, ketika laut  tampak surut selama gempa bumi terjadi, daratan benar-benar terangkat dari laut sejauh ratusan mil dari pesisir, maka bisa jadi seluruh daratan pun terangkat dengan kekuatan uap dan gas yang tersimpan di bawah tanah. Uap itu memuai dan meregangkan bebatuan padat di bawah tanah sampai mereka tak kuat menahan tekanannya lagi sehingga mereka pun patah, retak, dan mengeluarkan suara berdentum yang menakutkan, kemudian keluarlah berbagai hal dari lubang dan jurang bumi, mengalirkan uap, gas (seringkali beraroma tak sedap dan beracun), air panas, lumpur, api dan bebatuan asing, semua ini menandakan bagaimana ketel besar di bawah sana akhirnya meledak.

Kemudian ketika tekanannya mereda, daratan dan seluruh isinya tertarik kedalam, seperti bola yang dilubangi tadi; ia tenggelam semakin dalam, bisa jadi lebih dalam dari sebelumnya; laut pun kembali mengalir ke arah dimana daratan telah menjauh ketika ia terangkat dari permukaan air, lalu laut pun menyapu  dan merusak semua yang dilewatinya.

Tentunya, ada begitu banyak lagi yang bisa kuceritakan: tapi saat ini aku belum punya cukup waktu untuk memberitahumu. Aku harap kamu akan membacanya ketika kamu besar nanti dari tulisan orang-orang yang lebih berilmu dariku. Atau mungkin, di suatu tempat asing, kamu akan merasakan sendiri sensasi nyata gempa bumi yang dahsyat, atau melihat langsung dampaknya di sekitarmu. Dan jika suatu saat nanti kamu berhasil selamat ketika mengalaminya, aku yakin, dibandingkan yang aku ajarkan, begitu banyak hikmah dan pelajaran gempa bumi yang dapat kamu terima dari pengalamanmu ini asalkan kamu selalu berpegang pada peraturan sederhana untuk mengerti “bagaimana” gempa bumi terjadi.

Tapi tampaknya kehausanmu akan ilmu belum terpuaskan ya? Apa lagi yang ingin kamu ketahui?

Oh iya! Bayangkan suatu malam ketika kamu tidur ada gempa bumi di Inggris, lokasinya terlalu dekat denganmu untuk dipelajari namun tetap aman dari dampaknya. Apakah akan ada gempa bumi di Inggris yang merobohkan rumah-rumah dan mengubur manusia dalam reruntuhannya?

Anakku sayang, aku pikir kamu tak perlu khawatir tentang itu. Sepanjang sejarah Inggris yang kuketahui,  dan itu lebih dari 1000 tahun yang lalu, tidak ada data pernah terjadi gempa bumi yang menyebabkan kerusakan parah, atau membuat seseorang  meninggal. 

Gempa-gempa kecil yang pernah terjadi di Inggris biasanya terasa dari Devonshire hingga Wales, ke daerah atas hingga Severn Valley menuju Chesire dan Lancashire, dan barat daya Skotlandia, menurutku gempa di sana terasa sebentar saja, karena bebatuan di sana lebih keras dibandingkan di sini sehingga lebih mudah terbolak-balik oleh gempa bumi yang terjadi bertahun-tahun lalu, sebelum ada manusia tinggal di bumi. 

[Peta Inggris]
Suatu hari nanti, aku akan tunjukkan padamu dampak gempa bumi, bagaimana gempa memiringkan dan memutar lapisan batuan, dan sesar menjalar melaluinya dengan arah berlawanan. Jika kamu masih mengingatnya, aku pernah tunjukkan kepadamu di tebing kapur Ramsgate — 2 set sesar, miring berlawanan arah, sesar yang kusebutkan tadi merupakan dampak dari dua gempa bumi berbeda yang terjadi pada masa dulu sekali di mana kapur masih berada di dasar laut. Tapi bahkan pada bagian Inggris yang berbatu-batu, kekuatan gempa bumi tak ada habisnya. Mungkin kerak bumi telah menjadi terlalu tebal dan padat sehingga gas dan uap disana hanya sedikit menggoncangnya. Sementara, di bagian timur Inggris, hanya ada sedikit kemungkinan bahwa gempa bumi akan menyebabkan kerusakan, karena tekstur tanah di area ini sampai ke lapisan seribu kaki di bawahnya tidaklah keras dan berbatu, namun lembut. Lapisannya terdiri dari pasir, lempung, kapur, dan pasir lagi; lempung, batu kapur lembut, dan lempung lagi, semua lapisan tadi bertindak sebagai penahan goncangan gempa bumi berikut suaranya.

Bagaimana bisa begitu?

Taruh salah satu telingamu pada ujung guling lembut, biarkan seseorang memukul ujungnya yang lain. Kamu tidak akan mendengar apapun dan juga tidak merasakan pukulannya sama sekali. Kemudian coba taruh telingamu di salah satu sisi sebuah kayu yang keras, biarkan orang memukul sisi yang lain.  Maka kamu akan mendengar sedikit bunyi ketukan; dan mungkin sedikit merasakannya juga. Ketika kamu semakin dewasa dan belajar hukum bunyi serta gerakan seluruh partikel tubuhmu, kamu akan tahu alasannya. Sementara itu,  kamu akan cukup terpuaskan dengan gagasan bahwa Madam How (sudah pasti atas perintah dari Lady  Why) telah menyiapkan kasur yang aman dan lembut untuk orang-orang  Inggris yang baik –tidak hanya untuk berbaring dan tidur, tapi juga bekerja, bercocok tanam, membangun dan membuat sesuatu, juga berjuang demi perdamaian dan kenyamanan, kita akan menyakininya dan berdoa untuk ratusan tahun yang akan datang. Apa yang diakibatkan oleh uap dari dalam bumi adalah naiknya permukaan pulau ini (seperti berabad-abad lalu ketika Hartford Bridge Flats dinaikkan, jauh saat jaman laut  masih menjadi es) mungkin prosesnya sangat perlahan, sehingga tak ada seorang pun yang dapat menyadari apakah pulaunya sedang naik atau tidak. Atau bisa jadi, kekuatan uap di bawah sana mungkin sudah mulai berkurang dan sebagian yang tersisa perlahan hanyut terbawa laut lepas, seperti perkiraan seorang temanku yang bijak bahwa the Fens di daerah Norfolk dan Cambridgeshire telah tenggelam. 

Aku telah menunjukkan kepadamu di bagian mana di Norfolk, dampak seperti itu pernah terjadi; bagaimana puncak bukit Sandringham sebelumnya adalah tebing di tepi laut, dan bog Dersingham di kaki bukitnya merupakan laut dangkal; maka begitulah daratannya meninggi. Bagaimana di Stasiun Hunstanton terdapat pantai cangkang kerang, setinggi dua puluh kaki di atas batas air aman, yang menunjukkan bahwa daratan di sana pun telah naik. Bagaimana di Branchaster, suatu daerah yang berlokasi lebih jauh di utara, ada sebuah hutan pohon oak, fir, dan alder, yang akarnya tetap bertahan di dalam tanah, jauh di bawah tanda batas air, dan hanya akan terlihat ketika air sedang surut, hal ini merupakan bukti nyata bahwa daratan tersebut telah tenggelam. 

[Pholas]
Kamu pasti masih ingat hutan yang tenggelam di Brancaster, kerang indah yang kita pungut dari dalam gullies, dan jutaan pholas melekat di lempung dan gambut yang sebelumnya merupakan tanah kering yang kokoh, tempat makan bagi para lembu raksasa, rusa yang juga raksasa, dan mungkin mammoth juga, sang gajah raksasa berbulu yang giginya dikeruk oleh nelayan dari lautan sana? Ingatkah kamu tentang ini? Kemudian ingatkah kamu ketika pantai Norfolk telah berubah, perlahan tapi pasti seluruh dunia di sekitar kita pun berubah, contohnya Hartford Bridge Flat tempat kita berdiri saat ini, betapa ia telah berubah!

Zaman dahulu ia merupakan dasar laut yang berkerikil. Lalu berabad-abad kemudian, kekuatan uap di dasar laut perlahan meningkat sehingga ia menjadi daratan kering. Dan mungkin berabad-abad di masa depan nanti, ia akan kembali menjadi dasar laut. Perlahan tenggelam oleh hujan atau oleh kekuatan uap dari dasar laut, kembali ke tempat awal ia berada. Ombak akan bergulung pergi meninggalkan tempat dimana kita berdiri saat ini, dan di mana ombak menggulung pergi maka disanalah daratan baru akan muncul. Untuk semua yang ada di bumi, dari bunga terkecil sampai gunung tertinggi, mereka akan berubah dan berubah sepanjang hari. Setiap atom bergerak secara secara terus menerus tanpa henti; dan tidak ada yang “bergerak di tempat yang sama.” Bumi di mana kamu berdiri, yang tampak kokoh ini, tak lain hanyalah gelembung udara yang kapanpun dapat meledak beserta isinya. Hanya Dia, yang berada di atas semua, melalui semua, bersama semua, yang tidak bergerak ataupun berubah, tapi tetap sama baik kemarin, hari ini, dan selamanya. Dan kepada Tuhan, wahai anakku, kamu, aku, dan seluruh umat manusia, bergantung, bukanlah pada dunia yang bagai gelembung ini.

Tapi aku belum mengatakan kepadamu mengapa Peruvian harus bersiap menghadapi gempa bumi. Ya, betul. Aku akan menceritakannya kepadamu di lain waktu.

Daftar istilah :

  • Slag : Hasil erupsi gunung berapi
  • Petir Vulkanik : Petir yang dihasilkan saat gunung meletus dan udara penuh sesak dengan partikel pasir hasil letusan Bila partikel-partikel itu saling bertumbukan, akan timbul muatan listrik positif (+) dan negatif (-). Akibat adanya perbedaan muatan (+) dan (-) tadi ditambah dengan besarnya muatan yang tidak sama, terjadi lompatan listrik dari partikel dengan muatan yang lebih besar ke arah partikel yang bermuatan lebih kecil.  Akibat adanya lompatan listrik tersebut, muncul cahaya yang kita kenal sebagai petir, diikuti dengan suara gemuruh beberapa detik kemudian sebagai akibat gesekan lompatan listrik dengan udara di sekitarnya.
  • Old World : Dalam konteks arkeologi dan sejarah dunia, istilah “Old World” mencakup bagian-bagian dunia yang berada dalam kontak budaya tidak langsung sejak Zaman Perunggu dan seterusnya, yang menghasilkan perkembangan secara paralel dari peradaban awal, sebagian besar di zona beriklim sedang. di wilayah Mediterania, termasuk Afrika Utara. Termasuk didalamnya, Mesopotamia, dataran tinggi Persia, sub benua India, Cina, dan sebagian Sub-Sahara Afrika.
  • New World : sering digunakan untuk mengartikan sebagian besar Belahan Barat Bumi, khususnya Amerika. Istilah ini menjadi terkenal pada awal abad ke-16, selama Era Penemuan Eropa, tak lama setelah penjelajah Italia Amerigo Vespucci menyimpulkan bahwa Amerika (sekarang sering disebut negara Amerika) mewakili sebuah benua baru
  • Pyrenees : Pegunungan yang membentang hampir 500 km (310 mil) dari penyatuannya dengan Pegunungan Cantabria hingga Cap de Creus di pantai Mediteran pada perbatasan Prancis dan Spanyol.
  • Di masa lalu kincir air atau turbin air digunakan untuk menggerakkan proses mekanis seperti penggilingan (grinding), rolling, atau hammering yang diperlukan dalam produksi massal bahan-bahan seperti tepung, kayu, kertas, tekstil, dan banyak produk logam.
  • Pepohonan box : Semak cemara Eropa yang tumbuh lambat berupa pohon kecil dengan daun hijau tua mengkilap. Sering ditanam sebagai pagar dan untuk pohon hias berbagai bentuk.
  • Musky : Beraroma hangat dan manis yang kuat
  • Batu Marmer : adalah batuan metamorf yang dibentuk oleh perubahan batu kapur oleh panas dan tekanan. Kalsit dalam batu gamping berubah dan fosil serta pelapisan pada batu gamping asli menghilang seiring tumbuhnya butir-butir yang saling terkait. Jika batu gampingnya murni, akan terbentuk marmer putih yang disebut batu kapur.
  • Teetotum : Gasing dengan bentuk tubuh poligonal yang ditandai dengan huruf atau angka, digunakan pada jaman Yunani dan Romawi kuno
  • Perkataan Nabi Solomo : “mata orang bebal melayang sampai ke ujung  bumi,” adalah kutipan dari Alkitab – Amsal 17 ayat 24
  • Hindia Barat : mengacu pada kumpulan pulau di Karibia. Pulau-pulau ini tidak ada hubungannya dengan India – mereka dinamai Hindia Barat karena ketika Christopher Columbus tiba di pulau Hispanola (di mana Republik Dominika dan Haiti berada), dia mengira dia berada di India. Kepulauan ini terbagi atas antilles kecil dan antiles besar. Berikut nama-nama negara yang ada di Antilles Besar : Republik Dominika,Haiti, Kuba, Jamaika, Puerto Rico dan Kep. Virgin (kedua pulau terakhir ini bagian dari USA). Sedangkan yang berada di Antilles Kecil adalah Kepulauan Leeward (Barbuda, Antigua, St. Kitts dan Nevis, Saba, St. Martin, dan Anguilla) dan kepulauan Windward (dimiliki oleh Prancis), Bermuda, serta Republik Trinidad dan Tobago.
  • Gelombang seismik adalah gelombang elastis yang dihasilkan gempa bumi dan menjalar pada permukaan bumi dan bisa diukur dengan menggunakan seismograf.
  • Pohon ek memiliki daun yang tersusun secara spiral, dengan tepi yang melengkung/membulat; beberapa memiliki daun bergerigi atau seluruh
  • Gullies : Jurang kecil hasil erosi tanah di sepanjang garis drainase oleh limpasan air permukaan.
  • Pholas : genus besar kerang biasanya moluska laut (famili Pholadidae) dengan cangkang kasar memanjang berbentuk oval. Seperti anggota lain dari keluarga ini, mereka memiliki kemampuan untuk menggali melalui tanah liat, tanah, kayu dan batuan lunak.

Leave a Comment

error: Content is protected !!