BAB XXX BISA

“Semua makhluk berbisa melakukan aksi yang sama dengan lebah, tawon dan tabuhan. Dengan senjata spesial–jarum, taring, sengat, tusukan–ditempatkan terkadang di salah satu bagian tubuh, terkadang di bagian lain, tergantung spesiesnya, mereka akan membuat luka kecil yang didalamnya akan ditanamkan setetes bisa. Senjatanya tidak punya efek apapun selain membuka jalur untuk cairan berbisa, dan inilah yang menyebabkan luka. Agar racun ini berefek pada kita, racun harus bertemu dengan darah kita dengan luka yang membuka jalan untuk itu. Tapi racun tidak memiliki efek apapun pada kulit kita, kecuali disana sudah ada luka, goresan kecil yang memungkinkan racun terserap masuk ke daging dan bersatu dengan darah. 

Bisa yang paling mengerikan bisa diatasi tanpa bahaya jika kulitnya tidak terluka. Lebih dari itu, racun bisa diletakkan di bibir, di lidah, bahkan bisa ditelan tanpa efek yang buruk. Diletakkan di bibir, bisa tabuhan tidak lebih berbahaya dari pada air putih. Namun jika ada sedikit saja goresan, rasa sakitnya akan mengerikan. Bisa viper tidak berbahaya, selama ia tidak bercampur dengan darah. Peneliti yang berani sudah mencicipinya, menelannya dan tidak merasa lebih buruk dari sebelumnya.”

“Benarkah, Paman? Ada orang yang punya keberanian untuk menelan bisa viper? Ah, aku tak seberani itu,” kata Claire.

“Beruntunglah kita, gadisku, bahwa ada orang lain yang melakukannya untuk kita. Dan kita harus sangat bersyukur untuk mereka, karena melakukannya mereka mengajarkan pada kita, seperti yang kau lihat, cara cepat dan mujarab untuk digunakan untuk jika tiba-tiba ada kecelakaan.”

“Bisa viper ini, yang tidak memiliki efek apapun pada tangan, bibir, dan lidah, harus sangat diwaspadai jika bertemu dengan darah?”

“Itu sangat mengerikan, gadis kecilku, dan aku akan menceritakan padamu tentang itu. Mari kita berandai-andai seseorang yang ceroboh mengganggu reptil yang dahsyat ini saat tidur di bawah sinar matahari. Mendadak makhluk ini  mengurai dirinya sendiri dari lingkaran yang menumpuk, melepas dirinya dengan segera dalam lompatan, dengan rahangnya terbuka lebar menyerangmu di tangan. Semua terjadi dalam sekejap mata. Dengan kecepatan yang sama viper itu menggulung dirinya kembali dalam bentuk spiral dan mundur, tetap mengancammu dengan kepalanya di tengah gulungan. Kau tidak menunggu serangan kedua, kau segera kabur, tapi, aduh! Kerusakan telah terjadi. Di tangan yang terluka terlihat dua titik merah kecil, hampir tak terlihat, hanya seperti tusukan jarum. Ini tidak terlalu berbahaya, kau meyakinkan dirimu sendiri jika kau dalam kebodohan pada apa yang tengah aku sangat tulus ingin ajarkan padamu. Kepolosan yang menipu. Lihatlah titik merah itu lalu dikelilingi oleh lebam. Tangan mulai mati rasa dan membengkak, lalu menjalar ke lengan. Segera datanglah keringat dingin dan muals, pernafasan menjadi nyeri, pandangan kabur, pikiran tumpul, mulai kekuningan dan kejang. Jika bantuan tidak datang tepat waktu, kematian mungkin menjelang.”

“Kuharap Tuhan menjagamu dari kejadian buruk semacam itu, anak-anakku yang malang! Tapi jika itu terjadi padamu, kau harus membebat erat jari, tangan dan lenganmu diatas bagian yang terluka untuk menghindari penyebaran bisa ke aliran darah. Kau harus membuat luka itu berdarah dengan menekan bagian di sekitar luka, kau harus menyedotnya dengan keras agar cairan bisa tertarik. Aku sudah mengatakan padamu, bisa tak berefek pada kulit. Oleh karena itu menyedotnya tidak berbahaya jika mulutnya tidak memiliki luka. Kau akan bisa melihat jika disedot dengan kencang dan ditekan hingga darahnya keluar, kau berhasil mengeluarkan semua bisa dari luka, lukanya sendiri tidak penting lagi. Untuk memastikan lebih kuat, luka mesti dikaterisasi (dibersihkan/disucihamakan) sesegera mungkin dengan cairan korosif, aqua fortis atau amonia, atau bahkan dengan besi panas membara. Efeknya menghancurkan bisa yang tersisa. Ini menyakitkan, aku tahu, tapi seseorang harus melakukannya untuk menghindarkan kemungkinan yang lebih parah. Kauterisasi adalah urusan dokter. Pertolongan pertama, membebat untuk mengurangi penyebaran bisa, menekan untuk mengeluarkan darah yang beracun keluar, menyedot untuk mengeluarkan cairan bisa, menjadi urusan kita sendiri. Dan semua harus dikerjakan dengan sangat cepat. Semakin lama itu dikeluarkan, semakin parah. Saat pertolongan awal ini dilakukan cukup cepat, sangat jarang gigitan viper memiliki konsekuensi yang berbahaya.”

“Kau meyakinkanku, Paman. Pertolongan pertama itu tak sulit dilakukan, jika seseorang tidak kehilangan akal sehatnya.”

“Oleh karena itu sangat penting untuk kita memiliki kebiasaan untuk menggunakan nalar kita setiap saat ada bahaya, dan tidak membiarkan diri kita dikalahkan oleh rasa takut yang tak terkontrol. Manusia yang bisa menguasai dirinya sendiri adalah separuh penguasa mara bahaya.”

Leave a Comment

error: Content is protected !!