XVII. KEMATIAN HECTOR DAN ACHILLES

Keesokan harinya, setelah mengamankan baju besi dan senjata, Achilles kembali pergi berperang. Tujuannya adalah untuk bertemu Hector, dan, dengan membunuhnya, untuk membalas kematian temannya, Patroclus. Karena itu dia bergegas naik dan turun di medan perang; dan ketika akhirnya dia berhadapan dengan musuhnya, mereka mendekat dalam pertarungan yang mematikan. Kedua pemuda itu, masing-masing adalah pejuang juara dari pasukannya, sekarang bertarung dengan keberanian putus asa; karena, sementara Achilles haus untuk membalaskan dendam temannya, Hector tahu bahwa nasib Troy sebagian besar bergantung pada lengannya. Perjuangan itu mengerikan. Itu disaksikan dengan penuh minat oleh tentara di kedua sisi, dan oleh Priam tua dan wanita Troya dari tembok Troy. Terlepas dari keberanian Hector, terlepas dari semua keahliannya, dia ditakdirkan untuk mati, dan segera dia jatuh di bawah pukulan Achilles.

Kemudian, di depan mata tentara dan keluarga Hector yang menangis, Achilles melepas baju besi musuhnya, mengikat kaki mayat itu ke keretanya, dan menyeretnya tiga kali mengelilingi tembok kota sebelum dia kembali ke perkemahan untuk meratapi peninggalan Patroclus.

Malam itu, dipandu oleh salah satu dewa, Raja Priam tua datang diam-diam ke perkemahan Yunani, dan, masuk ke dalam tenda Achilles, menjatuhkan diri di kakinya. Dia datang untuk memohon kepada Achilles agar mengembalikan tubuh Hector, agar dia bisa menangisinya, dan menguburkannya dengan semua upacara dan penghormatan yang biasa.

Tersentuh oleh air mata lelaki tua itu, dan sekarang siap untuk mendengarkan perasaannya yang lebih baik, Achilles dengan ramah mengangkat raja tua itu, menghiburnya dengan kata-kata lembut, dan tidak hanya mengembalikan tubuhnya, tetapi juga berjanji bahwa akan ada gencatan senjata beberapa hari, sehingga kedua pasukan bisa menguburkan orang mati mereka dengan damai.

Pemakaman diadakan, mayat dibakar, permainan biasa dirayakan; dan ketika gencatan senjata berakhir, perang panjang dimulai lagi. Setelah beberapa pertarungan hebat lainnya, Achilles meninggal karena luka di tumitnya yang disebabkan oleh panah beracun yang ditembakkan oleh Paris.

Orang-orang Yunani yang berduka kemudian menguburkan pahlawan muda itu di dataran luas antara Troy dan laut. Tempat ini telah dikunjungi oleh banyak orang yang mengagumi pahlawan muda pemberani dari Il’i-ad (lihat Bab 21, Kebangkitan Sparta).

 

Leave a Comment

error: Content is protected !!