“Apakah semua kerang indah yang ada di laci itu datang dari laut?” tanya Emil.
“Ya,Mereka berasal dari laut.”
“Apakah laut sangat luas?”
“Begitu luas, sehingga di beberapa bagian membutuhkan perjalanan kapal selama berbulan-bulan untuk pergi dari satu pantai ke pantai lain. Kapal-kapal ini cepat juga, terutama kapal uap. Mereka bergerak hampir secepat lokomotif.”
“Dan apa yang bisa dilihat di lautan?”
“Di bagian atas, ada langit seperti di sini. Di sekelilingnya, lingkaran besar, berwarna biru menghampar luas, dan selebihnya di luar itu tidak ada apa-apa. Seseorang melakukan perjalanan berkilo-kilometer, namun selalu berada di tengah lingkaran biru perairan itu, seolah-olah dia tak maju sama sekali. Bentuk bulat dari bumi, dan karena lautan menutupi sebagian besar bumi, itulah yang menjadi penyebab dari pemandangan ini. Mata hanya dapat melihat sebagian kecil dari laut, suatu luasan yang dibatasi oleh suatu garis melingkar di mana kubah langit tampak sedang beristirahat. Sementara lingkaran air terus diperbarui dengan pemandangan yang sama saat seseorang maju, sehingga tampaknya seolah-olah seseorang tetap diam di pusat lingkaran tempat biru nya langit menyatu dengan biru nya laut. Bagaimanapun, mereka perlahan-lahan maju hingga akhirnya melihat asap abu-abu kecil yang nampak di garis horison yang membatasi pandangan. Ini adalah daratan yang mulai terlihat. Setelah perjalanan setengah hari lagi, dan asap abu-abu kecil akan menjadi bebatuan di pantai atau pegunungan tinggi di pulaunya.”
“Lautan lebih besar dari daratan, kata ilmu geografi,” ucap Jules.
“Jika kalian membagi permukaan bola dunia menjadi empat bagian yang sama, daratan akan menempati sekitar salah satu bagian ini, dan jika digabungkan, laut menempati tiga bagian lainnya.”
“Apa yang ada di bawah laut?”
“Di bawah laut ada tanah, sama seperti yang ada di bawah danau atau sungai. Tanah bawah laut tidak rata, sama seperti daratan kering pun tidak rata. Di bagian-bagian tertentu berlembah menjadi jurang dalam yang sulit diselami. Di tempat lain terbentuk rantai pegunungan, titik tertingginya muncul di atas ketinggian air dan membentuk pulau. Pada bagian yang lain lagi membentang menjadi dataran rendah luas atau naik menjadi dataran tinggi. Jika kering, dasar laut tidak akan berbeda dari benua.”
“Jadi kedalamannya tidak sama disemua tempat?”
“Tidak sama sekali. Untuk mengukur kedalaman air, sebuah bandulan pengukur terbuat dari timah yang diikatkan pada salah satu ujung tali yang sangat panjang dilemparkan ke laut. Panjang garis yang dicapai bandul itu menunjukkan kedalaman air.”
“Tampaknya tempat terdalam di laut Mediterania berada di antara Afrika dan Yunani. Di bagian ini, agar bisa mencapai dasar, bandul timah perlu diulur sepanjang 4.000 atau 5.000 meter. Kedalamannya sama dengan ketinggian gunung Mont Blanc, gunung tertinggi di Eropa.”
“Jadi, jika Mont Blanc didirikan di cekungan ini,” kata Claire berkomentar, “puncaknya hanya akan setara permukaan air.”
“Ada tempat yang lebih dalam dari itu. Di Atlantik, di selatan tepian Newfoundland, salah satu tempat terbaik untuk memancing ikan kod, bandul timah menunjukkan kedalaman sekitar 8000 meter. Gunung tertinggi di dunia, yang berada di Asia Tengah, tingginya 8840 meter.”
“Gunung-gunung itu akan muncul di atas permukaan air di tempat yang Paman bicarakan, dan akan membentuk pulau dengan ketinggian 850 meter.”
“Akhirnya, di lautan di sekitar Kutub Selatan ada lokasi di mana bandul timah menunjukkan kedalaman 14.000 atau 15.000 meter, atau hampir 4 league. Tidak ada daratan yang memiliki ketinggian seperti itu.”
“Antara jurang yang menakutkan ini dan pantai tempat air tidak lebih dalam dari ketebalan jari orang, semua tingkatan di antaranya dapat ditemukan, kadang-kadang meningkat perlahan, terkadang tiba-tiba, sesuai dengan konfigurasi tanah di bawahnya. Di satu pantai, laut bertambah kedalamannya dengan kecuraman yang mengerikan. Pantai itu, kemudian, adalah puncak sebuah tebing curam di mana laut membasuh dasarnya. Di sisi lain pantai, laut meningkat sedikit demi sedikit, dan seseorang harus menempuh jarak yang jauh untuk mencapai kedalaman beberapa meter. Di sana dasar lautnya datar, hampir landai tanpa terasa, sebagai kelanjutan dari dataran tanah daratan.”
“Kedalaman rata-rata lautan tampaknya dari enam hingga tujuh kilometer. Artinya, jika semua perbedaan kedalaman bawah laut dihilangkan dan diratakan menjadi sebuah dasar yang sama rata, seperti bagian bawah dari kolam yang dibuat oleh manusia, lautan yang tetap mempertahankan keluasan sebelumnya, akan memiliki lapisan air yang seragam dari kedalaman 6000 hingga 7000 meter.”
“Aku agak bingung dengan meter-kilometer ini,” keluh Emil. “Tak apa. Aku mulai mengerti bahwa ada banyak sekali air di laut.”
“Lebih dari yang bisa kalian bayangkan. Kalian tahu sungai Rhone, sungai terbesar di Prancis. Kalian telah melihatnya saat banjir, ketika airnya yang berlumpur membentuk lapisan dari satu tepian ke tepian lainnya sejauh mata memandang. Diperkirakan dalam kondisi itu, air mengalir ke laut sekitar lima juta liter per detik. Nah, jika jumlah air yang luar biasa besar itu selalu dipertahankan dalam dua puluh tahun pun, sungai sebesar ini tidak bisa mengisi seperseribu bagian dari cekungan samudra. Apakah itu dapat membuat kalian memahami dengan lebih baik betapa luasnya lautan?”
“Kepalaku yang malang sangat pusing hanya dengan memikirkannya. Apa warna air laut? Apakah mereka kuning dan berlumpur seperti Rhone?”
“Tidak, kecuali di muara sungai. Dalam jumlah kecil, air terlihat transparan, tidak berwarna. Namun dalam massa yang besar, mereka terlihat seperti warna aslinya, biru kehijauan. Oleh karenanya lautan berwarna biru dengan semburat kehijauan, lebih gelap di laut lepas, lebih jernih di dekat pantai. Tapi pewarnaan ini bisa sangat banyak berubah tergantung tingkat kecerahan langit. Di bawah sinar matahari yang cerah, laut yang tenang sebentar berwarna biru pucat, sebentar nila gelap. Di bawah langit badai, laut berubah menjadi warna hijau botol gelap dan hampir hitam.”