“Kisah sang penembak,” kata Jules, “berakhir dengan sangat berbeda dari apa yang diperkirakan pada awalnya. Tepat ketika seseorang mengira kisah kedua pengelana itu akan berakhir, ternyata tidak ada yang lebih serius yang dipertanyakan selain perihal memanggang dua unggas. Getaran ketakutan mencengkerammu saat pria itu memanjat tangga dengan belati di antara giginya, menit berikutnya kau tertawa. Itu adalah cerita yang sangat lucu, tapi itu telah mengalihkan kita dari gempa bumi. Paman belum memberi tahu kami penyebab pergerakan tanah yang mengerikan ini.”
“Jika itu menarik minatmu,” jawab pamannya, “mari kita bicarakan itu sedikit. Paman akan memberitahu kalian terlebih dahulu bahwa semakin jauh kalian masuk ke bumi, semakin panas jadinya. Penggalian yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan berbagai mineral memberi kita informasi berharga tentang subjek ini. Semakin dalam mereka masuk, semakin panaslah bumi. Untuk setiap pertambahan kedalaman tiga puluh meter ada peningkatan suhu satu derajat.
“Aku tidak terlalu paham apa itu derajat,” kata Jules.
“Dan aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang itu,” aku Emile.
` “Mari kita mulai dengan itu. Jika tidak, tidak mungkin bagi kalian untuk memahaminya. Kalian pernah melihat di kamar Paman, di atas papan kayu kecil, sebatang kaca yang didalamnya terdapat saluran sangat kecil yang di bawahnya ada bohlam kecil. Di dalam bohlam itu ada cairan merah, yang naik atau turun di saluran tabung sesuai dengan apakah sedang hangat atau dingin. Benda itu bernama termometer. Dalam air yang membeku cairan merah turun ke titik di dalam tabung yang disebut nol, dalam air mendidih naik ke titik bertanda 100. Jarak antara dua titik ini dibagi menjadi seratus sama bagian yang disebut derajat.”
“Mengapa disebut derajat?” tanya Emil.
“Ini dimaksudkan agar pembagian-pembagian ini memiliki kemiripan tertentu yang setara dengan tingkat, langkah tangga, atau putaran tangga. Cairan merah naik atau turun bagian perbagian seperti kita menaiki atau menuruni tangga selangkah demi selangkah. Jika semakin hangat, cairan merah bergerak dan sedikit demi sedikit menaiki tangga; jika lebih dingin, ia menuruni tangga. Dengan demikian panas dapat diperkirakan menurut langkah atau derajat di mana cairan berhenti.”
“Akan sangat membeku saat cairan turun ke nol, sepanas air mendidih ketika naik ke tingkat 100. Tingkat atau derajat diantaranya menunjukkan, jelas, tingkatan panas yang lainnya, yang makin tinggi bila derajatnya lebih tinggi di tangga.”
“Tingkat panas suatu benda, seperti yang ditunjukkan oleh termometer, disebut temperaturnya. Jadi kita mengatakan suhu air beku adalah nol, air mendidih seratus derajat.”
“Suatu pagi,” kata Emile, “ketika Paman mengutusku untuk mengambil beberapa benda dari kamar Paman, aku meletakkan tangan di bohlam kecil termometer. Cairan merah pun naik, sedikit demi sedikit.”
“Kehangatan tanganmu yang membuatnya terangkat.”
“Aku ingin melihat seberapa tinggi cairan itu, tetapi aku tidak sabar untuk menunggu sampai akhir.”
“Paman akan memberitahumu. Akhirnya termometer akan menunjukkan paling tinggi 38 derajat, yang merupakan suhu tubuh manusia.”
“Dan di hari-hari yang sangat panas di musim panas berapa derajatnya di termometer?” tanya Jules.
“Di negeri kita, di musim panas tertinggi suhu berkisar 25 hingga 35 derajat.”
“Dan di negara-negara terpanas di dunia?” Claire bertanya.
“Di negara terpanas, Senegal, misalnya, suhunya mencapai 45 dan 50 derajat. Ini dua kali lebih panas dari musim panas kita.”