XXIII METAMORFOSIS

Ketika sudah terbungkus dalam kepompongnya, ulat menyusut dan menggelung, seolah-olah ia mati. Diawali dengan kulitnya yang terbelah lalu bergerak-gerak sehingga kulitnya tertarik sedemikian rupa sehingga ulat dengan sulitnya merobek kulit. Dengan terbukanya kulit muncullah segala sesuatu: bungkus kepala, rahang, mata, kaki, perut, dan lain-lain. Pelepasan kulit dilakukan menyeluruh. Kulit tua dari tubuh sebelumnya didorong ke ujung kepompong. 

“Kemudian, apa yang  ada di dalam  inti sutra? Apakah ada ulat lain atau kupu-kupu? Bukan keduanya. Di dalamnya ada bentuk sebesar biji almond, bulat di satu sisi, sementara meruncing di sisi lain, nampak berbulu dan ialah yang disebut pupa. Bentuk ini adalah fase lanjutan dari ulat dan kupu-kupu. Kita bisa lihat ada hal-hal tertentu yang menunjukkan bentuk serangga ini di masa depan: di ujung yang besar terdapat antena dan sayap-sayap yang terlipat menyilang.

“Larva June bug, capricorn, stag beetle, dan kumbang-kumbang lain melalui fase yang sama, namu dengan bentuk-bentuk yang lebih menonjol. Bagian-bagian yang berbeda dari kepala, sayap, kaki terbungkus rapi di sisi sisinya sangat nampak. Namun semua bagian itu tak bergerak, lembut, putih atau bahkan transparan laksana kristal. Serangga di dalamnya adalah serangga muda. Nama chrysalis adalah untuk pupa kupu-kupu, sementara nymph adalah julukan pupa serangga lain. Ini menunjukkan hal yang sama namun penampakan yang berbeda. Keduanya adalah serangga yang sedang menjalani masa perubahan – serangga terbungkus dalam pakaian yang di dalamnya terjadi proses misterius yang akan mengubah struktur pertama mereka dari atas hingga bawah.

“Dalam beberapa minggu, jika temperatur baik, krisalis ulat sutra terbuka seperti buah yang masak, dan dari retakannya keluarlah kupu-kupu: compang-camping, lembek, dan hampir tidak dapat berdiri sendiri di atas kakinya yang gemetaran.  Udara segar sangat penting bagi sang kupu-kupu untuk memperoleh kekuatan mengembangkan sayap dan mengeringkannya. Ia harus keluar dari kepompongnya. Tetapai bagaimana? Kupu-kupu telah membuat pembungkusnya sangat kokoh sementara kupu-kupu lemah? Apakah ia akan binasa di penjaranya, mahluk kecil yang malang?

“Tak bisakah ia merobek pembungkusnya dengan gigi-giginya?” Emile bertanya.

“Tapi, anakku, ia tak punya gigi atau yang serupa dengannya. Ia hanya memiliki proboscis, tak mampu bergerak sedikitpun.

“Kalau begitu apakah dengan rahangnya?” Jules menimpali.

“Ya, sekiranya ia punya. Masalahnya, ia tak dibekali dengan rahang yang kuat.”

“Tapi ia harus bisa keluar,” Jules bersikukuh.

“Benar, ia harus dapat keluar dari cangkangnya. Bukankah tidak semua mahluk memiliki perlengkapan untuk menghadapi masa-masa sulit. Untuk membuka telur ayam yang memenjarakan ayam kecil, ayam kecil itu memiliki ujung paruh yang keras yang digunakan untuk membuka cangkang; sementara kupu-kupu tidak memilikinya.”
“Kalian tahu apa yang digunakan kupu-kupu untuk keluar cangkang? Ia menggunakan matanya ..”

“Mata?” Claire menyala takjub 

“Benar. Mata serangga dipenuhi oleh tanduk-tanduk transparan, keras dan dapat merobek. Kalian perlu kaca pembesar untuk membedakannya karena sangat halus. Walaupun demikian mereka terdiri dari tulang-tulang tajam yang secara bersamaan, saat diperlukan, dapat menjadi parutan. Kupu-kupu akan mulai membuat lembab ujung cangkang dengan ludahnya. Lalu, dengan menggunakan matanya, ia menggeliat, mengetuk, menggaruk cangkang yang telah lembut. Sehelai demi sehelai, benang sutra robek. Sebuah lubang dibuat sehingga kupu-kupu pun terbang. Bagaimana menurut kalian? Bukankah hewan kadang-kadang memiliki kecerdasan? Siapa dari kalian yang mengira bahwa kupu-kupu melepaskan diri dari penjara cangkangnya dengan kedua matanya?”

“Kupu-kupu pasti telah belajar lama untuk memikirkan cara yang sederhana seperti itu!”

“Kupu-kupu tidak belajar juga tak memikirkannya: Ia langsung mengetahui apa dan bagaimana melakukannya. Ada yang telah memikirkan semua itu.”

“Siapa?”

“Dialah Tuhan. Tuhan yang maha Bijaksana. Kupu-kupu ulat sutera tidak cantik. Ia putih dan gemuk serta tidak terbang dari satu bunga ke bunga lain seperti kupu-kupu lain. Setelah keluar dari cangkang, ia langsung bertelur lalu mati. Telur-telur Ulat sutra sering di sebut benih karena telur adalah benih dari hewan sebagaimana tanaman. Telur dan benih itu sama. Mereka tidak merobek semua cangkang 

Mereka membiarkan sebagian cangkang untuk telur-telurnya. Di sanalah, ditahun berikutnya, ulat-ulat segar lahir.

“Semua Serangga yang bermetamorfosa melalui empat tahapan, seperti yang telah aku ceritakan: telur, larva, pupa, lalu serangga sempurna. Ia kemudan bertelur dan rangkaian perubahanpun berulang.”

Leave a Comment

error: Content is protected !!