Masterly Inactivity; dan Hal-hal Sebelum Itu

“We are too much with our children, ‘late and soon.’ We try to dominate them too much, even when we fail to govern, and we are unable to perceive that wise and purposeful letting alone is the best part of education.”

Eh gimana gimana, jadi dibiarkan begitu saja? Terserah anak mau ngapain?

rumah nenek

“Prinsip otoritas dan ketaatan berlaku bagi semua orang entah mereka menerimanya atau tidak. Keduanya bersifat alamiah, niscaya dan mendasar agar satu kelompok atau keluarga hidup teratur dan harmonis.”

Bagiku, ada tiga batasan yang mesti diperhatikan anak-anak: yaitu segala sesuatu yang berbahaya/mengancam kesehatan dan keselamatan, segala sesuatu yang melanggar syariat dan tidak disukai Allah, dan segala sesuatu yang berbatasan dengan kepentingan orang lain.

Nothing is trivial that concerns a child; his foolish-seeming words and ways are pregnant with meaning for the wise. It is in the infinitely little we must study in the infinitely great; and the vast possibilities, and the right direction of education, are indicated in the open book of the little child’s thoughts. (Vol.1 pg 6)

Jika kita merenungkan lagi butir pertama dan kesembilan pendidikan CM, anak-anak adalah pribadi utuh, yang memiliki pemikiran mereka sendiri, yang berdaya hidup dan berhakikat spiritual, yang telah diciptakan Tuhan untuk selalu mencerna ide; maka semestinya kita tidak perlu merasa harus membuatkan jadwal sehari penuh untuknya, semestinya kita tidak perlu memenuhi hari bebasnya dengan agenda ala orang dewasa; karena pada hakikatnya keseharian mereka adalah belajar sambil bermain.

  • atmosfer alamiah
  • disiplin kebiasaan-kebiasaan baik
  • penyajian ide-ide hidup

The mother who takes pains to endow her children with good habits secures for herself smooth and easy days. (Vol.1 pg 137)

Jelas membangun kebiasaan baik ini penuh trial and error, peluh bercucuran, jatuh bangun dan air mata, ya ilah kek lagu. Karena seringkali bukan hanya soal anak, tapi juga memperbaiki kebiasaan buruk kita sebagai orangtua yang terlanjur mengakar bertahun-tahun lamanya. Itu lebih sulit daripada membentuk kebiasaan baru pada anak. Yang sering menjadi sumber inkonsistensi juga kita sendiri, orangtuanya, bukan anaknya.

Father and mother have no greater delight than to watch the individuality of their child unfold as a flower unfolds (Vol.1 pg 5)

Leave a Comment

error: Content is protected !!