Prakata “Home Education”

Prakata buku ini menyuarakan kegelisahan CM di masanya, saat pendidikan pada masa itu (sampai sekarang pun!) seperti berjalan kesana kemari tanpa kesatuan ide tentang apakah sesungguhnya pendidikan yang terbaik itu. Semua orang berlomba mengejar kecerdasan sains, matematika, aneka bahasa asing. Mengasah kemampuan seni, literasi, melatih tangan dan mata, semua agar anak mampu bersaing di dunia kerja kelak.

Namun, apakah ini capaian tertinggi yang kita inginkan? Apa sebenarnya prinsip dasar, inti dari pendidikan ini? Apakah filosofinya?

Sebuah sungai tak bisa mengalir lebih tinggi dari sumbernya. Maka visi tertinggilah yang akan menghasilkan usaha mendidik paling baik.

WHY? – WHAT? – HOW?

Pencarian akan MENGAPA kita mendidik anak lah yang menjawab visi macam apa yang kita kejar. Hampir semua ahli pendidikan yakin bahwa pengetahuan akan Tuhan lah yang seharusnya menjadi dasar bagi pendidikan. Melandasi niat untuk menjadikan seorang anak insan yang terbaik selayaknya termaktub dalam kitab suci. Bukan hanya untuk dirinya, namun juga menjadi manfaat bagi bumi dan sesama, seperti maksud penciptaan dirinya oleh Tuhan.

Setelah menemukan alasan mengapa kita mendidik anak serta menetapkan cakrawala tujuan kita, maka pertanyaan selanjutnya adalah, pendidikan macam APA yang bisa mencapai visi itu? Sebuah metode pendidikan yang holistik, meliputi beragam ilmu, menyentuh setiap aspek kehidupan anak. Sebuah hukum pendidikan yang kebenarannya dapat diuji dari sisi manapun. Sebuah pendidikan yang sama alaminya dengan proses kelahiran, pertumbuhan dan pernikahan. Yang mampu memenuhi kebutuhan fisik, akal budi, perasaan dan jiwa anak.

Seorang anak sama utuhnya dengan kita manusia dewasa yang mengalami pasang dan surut; yang memiliki hasrat, kehendak, rasa cinta, dan keadilan sama besar dengan kita, namun belum terlatih menggunakan itu semua. Keseimbangan melatih nalar, rasa dan nuranilah yang dibutuhkan untuk mewujudkan pendidikan yang utuh.

Bagaimana melakukannya?

Pendidikan adalah ilmu hubungan. Bagaimana mengarahkan anak untuk terus menjalin relasi antara tubuh, pikiran, jiwa, dan kehendaknya. Menjalin informasi yang baru dia temui dengan simpanan pemikiran lamanya menjadi sebuah pengetahuan baru miliknya sendiri yang disesapi perlahan dan mendalam. Bagaimana anak menemukan bahwa hukum alam, hukum moral, adalah hukum Tuhan yang sama-sama harus dipatuhi. Berikan anak sebanyak mungkin ide, pertemuan dengan alam. Bekali mereka dengan pengetahuan diri sehingga mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang memiliki pengendalian kuat, tujuan jelas, dan minat yang banyak.

Setiap disiplin ilmu harus melalui pertanyaan-pertanyaan ini sebelum kita aplikasikan kepada anak.

As a homeschooler or not, this is what we should do as a teacher, a parents. Thats why it is called, Home Education. 

CM telah melakukan penelitian 30-40 tahun untuk menemukan metode (bukan sistem) yang perlahan namun dalam. Dan kita akan menjelajahi (lagi) pemikiran dan metode yang beliau tawarkan.

It’s a new beginning.

Leave a Comment

error: Content is protected !!