Bab 9 – Menanamkan Karakter: Menghadapi Karakter yang Buruk

Tujuan Utama Pendidikan

Misalkan orang tua menyadari bahwa tujuan akhir dari pendidikan adalah membentuk karakter yang baik. Misalkan orang tua tersebut memahami bahwa karakter terdiri dari kecenderungan yang diwariskan kepada anak, kecenderungan ini memang masih belum benar-benar terbentuk, tetapi termodifikasi oleh lingkungan anak, dan kedepannya, karakter dapat menjadi lebih buruk ataupun lebih baik melalui pendidikan. Orang tua ini tahu bahwa perannya adalah untuk mengenali tanda-tanda pertama karakter keluarganya. Sifat-sifat positif harus dihargai sebagai warisan keluarga terbaik untuk dipelihara dan dirawat dengan hati-hati. Orang tua juga perlu mendorong anak dalam kegiatan yang mungkin tidak diminatinya sehingga pengetahuan anak akan seimbang. Hal ini bahkan lebih penting lagi jika anak itu eksentrik. Keeksentrikan dapat menjadi jebakan atas sifat aslinya, yang mestinya dapat menjadi kekuatan yang kuat. Bahkan jika orang tua telah menerima semua ini sebagai bagian dari peran pengasuhan, masih banyak yang harus mereka selesaikan.

Kekurangan Pada Karakter Kita

Kita semua rentan terhadap apa yang orang Prancis sebut sebagai ‘cacat karakter’. Dengan cara yang sama seperti rumput liar yang buruk tumbuh dengan cepat, cacat dari karakter yang sangat baik sekalipun dapat menghimpit sifat-sifat positif. Sebagai contoh, seorang gadis kecil mungkin dapat mengasihi dengan pengabdian dan renjana sebanyak seorang wanita dewasa, tetapi dia posesif dan mudah cemburu untuk dapat berbagi kasih sayang dengan siapa pun, bahkan walau itu adalah kasih sayang ibunya. Mungkin ada seorang anak laki-laki yang ambisius. Dia suka menjadi pemimpin di ruang bermain dan kepemimpinannya berdampak baik bagi saudara-saudaranya kecuali adik laki-lakinya yang suka mendebat dan tidak mau mengikuti arahan siapa pun. Mereka berdua sangat tidak cocok sehingga mereka hampir tidak bisa berada di ruangan yang sama, dan sang kakak bertindak seperti seorang tiran ketika ada orang yang mengganggunya. Seorang gadis kecil yang pemalu dan penuh kasih sayang tidak akan berbohong untuk melindungi adiknya. Seorang gadis kecil yang periang tidak pernah berbohong, tetapi terkadang dia merundung orang lain. Dan seterusnya, tanpa akhir. Apa tanggung jawab orang tua di sini? Memanfaatkan sifat baik dengan membuat anak merasa bahwa sifat tersebut adalah kebajikan yang harus dijaga – sebuah harta keluarga yang diwariskan, dan pada saat yang sama, merupakan anugerah dari Tuhan. Sedikit pengajaran yang sederhana dan  masuk akal dapat membantu, namun berhati-hatilah untuk tidak terlalu banyak bicara. “Apa sudah selesai, Bu?” tanya seorang anak perempuan berusia lima tahun yang ceria dengan cara yang paling sopan. Dia mendengarkan ibunya berkhotbah panjang lebar padanya, padahal dia memiliki kesibukannya sendiri. Kata-kata bijak di sana-sini mungkin berguna, namun akan lebih efektif jika kita dengan hati-hati mencegah setiap sifat buruk sebelum ia mulai tumbuh. Jangan berikan ruang bagi gulma yang buruk untuk bersemi. Atau, sifat buruk itu terkadang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas asalnya. Sebagai contoh, kecintaan anak laki-laki yang ambisius terhadap kekuasaan dapat diubah menjadi keinginan untuk memenangkan perhatian saudaranya yang gelisah dengan kasih. Renjana seorang gadis penyayang yang berpotensi menjadi posesif tadi dapat diubah menjadi penerimaan bahwa semua orang berhak dicintai ibunya.

Anak yang memiliki kekurangan dalam karakternya

Hereditas (pewarisan sifat sifat fisik, biokimia dan perilaku dari suatu mahkluk hidup kepada keturunannya) dan tanggung jawab yang melekat padanya memiliki aspek lain. Sama halnya dengan seorang anak dengan silsilah keluarga yang mengagumkan yang mungkin mewarisi yang terbaik dari leluhurnya, seperti tubuh yang proporsional, kecerdasan yang jernih, atau rasa moral yang tinggi, ia juga bukannya tanpa kekurangan. Seperti yang dikatakan oleh seseorang, tidak semua wanita itu berani, dan tidak semua pria itu murni. Kita semua tahu bagaimana kecenderungan untuk memiliki penyakit tertentu dalam keluarga. Dengan cara yang sama, temperamen, watak, rasa moral dan sifat fisik dapat diturunkan melalui garis keturunan tak bebas noda. Beberapa anak yang kurang beruntung tampaknya mewarisi semua sifat negatif dan tidak ada sifat yang baik. Apa yang dapat dilakukan orang tua dalam kasus seperti ini? Mereka tidak dapat mengubahnya, itu di luar kemampuan dan keterampilan manusia setelah seseorang menyadari semua yang ada dalam kodratnya. Tetapi mereka dapat menghambat pertumbuhan sifat buruknya sehingga ia tidak menjadi orang dengan sifat buruk seperti yang diperkirakan sebelumnya. Sebaliknya, muncullah orang lain yang diberkati dengan kebajikan yang berasal dari kekurangannya. Hal ini memunculkan hukum alam yang berguna yang mendasari seluruh subjek pelatihan anak usia dini, terutama kasus seorang ibu yang mendapati bahwa ia perlu melahirkan anaknya kembali ke dalam kehidupan yang indah dan harmonis. Kata-kata lama dari Thomas A Kempis menurut saya merupakan hukum dasar pendidikan, dan hanya bertutur : “Habit is overcome by habit.” Kebiasaan akan hilang dengan kebiasaan. Orang-orang selalu tahu bahwa pengulangan yang terus-menerus akan menjadi kebiasaan, tetapi tidak ada yang mengerti mengapa, dan seberapa besar implikasinya, sampai baru-baru ini.

Anak-anak dengan Sifat Buruk

Mungkin seorang anak memiliki kebiasaan buruk yang begitu sulit berubah, hingga jika tidak ada upaya apapun untuk mengubahnya, bisa-bisa itu akan menjadi satu-satunya sifat dan berlanjut menjadi karakternya. Dia pendendam, licik, dan penggerutu. Tidak ada yang bisa disalahkan untuk itu; dia terlahir seperti itu. Apa yang dapat dilakukan dengan kebiasaan yang sudah menjadi sifat bawaan kronis seperti itu? Hal ini dapat diperlakukan sebagai kebiasaan buruk dan ditangani dengan mengembangkan kebiasaan baik yang berlawanan. Mungkin seorang Henry tidak hanya sekedar jahil, dia adalah anak kecil yang jahat. Di ruang bermain akan ada yang selalu menangis karena Henry selalu mencubit, menggigit dan memukul, membuat beberapa anak menderita. Bahkan hewan peliharaannya pun tidak aman. Dia membunuh burung kenari dengan menusuknya dengan tongkat melalui jeruji sangkarnya. Lolongan dari anjingnya dan pekikan dari kucingnya adalah bukti dari lebih banyak trik kejamnya. Dia menampakkan wajah yang seram pada adik perempuannya yang ketakutan, dan dia membuat perangkap dengan tali dan kaleng berisi air untuk tukang kebun yang sedang bekerja. Kejahilannya yang kejam tidak akan ada habisnya. Mereka melampaui kenakalan anak laki-laki yang belum terdidik. Ibunya mendengar tentang tingkah lakunya dan bertanya-tanya apa yang harus dilakukan. Orang tua yang optimis dengan keyakinan buta terhadap waktu akan berkata, ‘Oh, dia akan tumbuh dewasa dan tidak lagi seperti itu’. Banyak ibu yang berpengalaman akan berkata, ‘Tidak ada yang dapat kita lakukan untuknya. Anda tidak dapat mengubahnya. Dia akan menjadi gangguan bagi masyarakat sepanjang hidupnya. Namun, anak yang sama dapat menjadi lebih baik dalam waktu satu bulan jika sang ibu bertekad bulat untuk bertahan dan berusaha dengan sepenuh hati. Pun jika dia tidak langsung lepas dari kebiasaan buruknya, setidaknya proses menuju kebiasaan baik sudah dimulai, dan Anda sudah mencapai setengah perjuangan.

Perlakuan Khusus

Biarkan masa pembentukan kebiasaan ini menjadi masa yang menyenangkan dan membahagiakan bagi anak. Biarkan dia menjalaninya sepanjang waktu dalam kehangatan senyum ibunya. Jangan biarkan dia sendirian cukup lama untuk memikirkan atau melakukan keisengan yang jahat. Biarkan dia selalu merasa bahwa dia berada di bawah pengawasan, tapi juga dalam kasih sayang dan penerimaan. Buatlah dia selalu sibuk dan selalu sibuk melakukan hal yang menyenangkan hatinya. Tujuannya adalah untuk menghentikan kebiasaan lamanya, dan hal itu akan terjadi jika ia tidak lagi mengulangi kebiasaan buruk tersebut dalam jangka waktu yang lama. Tetapi kebiasaan baru perlu dibentuk untuk menggantikannya, karena satu kebiasaan akan menyingkirkan kebiasaan lainnya kan. Letakkan pola pikir baru di atas pola pikir lama. Berikan dia kesempatan untuk bersikap baik. Setiap saat setiap hari, biarkan dia mengalami sukacita dengan menyenangkan orang lain. Ajaklah ia mulai merencanakan rencana-rencana kecil untuk menyenangkan orang lain. Mungkin dia bisa membuat mainan, mengumpulkan sepiring stroberi, membuat bayangan dinding untuk menghibur seorang bayi. Ajaklah dia melakukan tugas-tugas untuk membantu tetangga yang kurang mampu, dan biarkan dia memberi, membawa, dan mengantarkan sesuatu miliknya. Selama sebulan penuh, seluruh hati anak ini akan dipenuhi dengan perbuatan dan rencana serta pikiran tentang kebaikan, dan pikiran cerdas yang sebelumnya ia gunakan untuk memikirkan lelucon yang kejam, akan menjadi harta yang berharga bagi keluarganya saat ia menggunakannya untuk berbuat baik. Ini semua terdengar seperti ide yang bagus, tetapi di mana seorang ibu bisa meluangkan waktu dalam jadwalnya yang padat untuk memberikan perlakuan khusus kepada Henry selama sebulan? Dia memiliki anak-anak lain dan tugas-tugas lain. Dia tidak bisa mendedikasikan dirinya selama sebulan penuh, atau bahkan seminggu, hanya untuk satu anak. Tapi bagaimana jika si kecil sakit parah, bahkan mungkin beresiko kematian? Tidakkah dia akan meluangkan waktu? Dia akan melepaskan semua tugasnya yang lain agar dia bisa mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk anak laki-lakinya, yang akan menjadi prioritas utamanya.

Penyakit Moral Membutuhkan Perhatian Mendesak

Ini adalah poin yang tidak disadari oleh semua orang tua: penyakit mental dan moral yang serius membutuhkan perawatan penyembuhan yang mendesak dan terniat. Untuk sementara waktu, orang tua perlu mencurahkan perhatian mereka sepenuhnya untuk penyembuhan anak sama seperti yang mereka lakukan jika anak mereka dirawat di rumah sakit. Baik hukuman maupun pengabaian, yang merupakan dua langkah perawatan yang paling populer, tidak pernah menyembuhkan seorang anak dari kesalahan moral apa pun. Jika orang tua menyadari dampak yang kuat dan langsung dari pengobatan, mereka tidak akan pernah membiarkan sifat buruk tumbuh dalam karakter anak mereka. Ingatlah bahwa, tidak peduli kesalahan buruk apa pun yang merusak keelokan anak, dia hanyalah seumpama sebuah taman yang dibiarkan sehingga tumbuh rumput liar. Semakin banyak rumput liar, semakin subur tanahnya. Bahkan seorang anak yang memiliki banyak sifat buruk dapat memiliki setiap kesempatan untuk mengembangkan kehidupan yang indah dan berkarakter. Singkirkan gulma dan pelihara serta rawatlah bunga-bunganya. Tidaklah salah jika dikatakan bahwa sebagian besar kegagalan dalam hidup atau karakter yang dilakukan orang secara langsung disebabkan oleh filosofi orang tua mereka yang optimis namun santai, yang percaya bahwa ‘dia masih sangat muda, dia tidak tahu apa-apa. Dia akan tumbuh dewasa setelah dia dewasa. Namun, seperti rumput liar, kesalahan yang dibiarkan begitu saja hanya akan tumbuh lebih besar dan lebih kuat.

Seseorang mungkin keberatan dengan saran saya untuk melakukan pengobatan yang singkat dan konsisten. Mereka akan mengatakan bahwa hasil yang baik tidak akan bertahan lama. Setelah satu atau dua minggu pengabaian, semua yang telah diperoleh akan hilang. Henry akan tumbuh menjadi kejam dan ganas seperti harimau, seperti Steerforth [dari David Copperfield] atau Henleigh Grandcourt [dari Daniel Deronda]. Namun, untungnya, bukti ilmiah ada di pihak kita.

Salah satu isu yang paling menarik saat ini adalah interaksi antara pikiran dan konfigurasi fisik otak. Pada titik ini, tampak bahwa masing-masing sangat dipengaruhi oleh yang lain. Jenis pikiran yang terus menerus dipikirkan sebenarnya memiliki kekuatan untuk membentuk jaringan otak, dan konfigurasi otak tergantung pada jenis pikiran yang kita pikirkan.

Kerja Otak yang Otomatis

Sebagian besar, tindakan berpikir bersifat otomatis. Tanpa berniat atau berusaha, kita cenderung berpikir dengan cara yang sudah biasa kita lakukan, seperti halnya kita berjalan atau menulis tanpa secara sadar mengatur dan mengarahkan otot-otot kita. Mozart dapat menulis sebuah lagu pembuka, sambil tertawa sepanjang waktu karena lelucon kecil yang dibuat istrinya untuk membuatnya tetap terjaga. Tentu saja, dia telah memikirkan seluruh bagian di kepalanya sebelumnya, dan dia hanya perlu menuliskannya. Tetapi dia tidak secara sadar mencoba untuk menciptakan pemikiran musik ini, pemikiran itu datang begitu saja dalam urutan yang benar. Coleridge memikirkan puisi ‘Kubla Khan’ dalam tidurnya, dan menuliskannya saat ia terbangun. Ketika Anda mempertimbangkan pemikirannya yang lain, mungkin karyanya akan lebih baik dikerjakan ketika dia sedang tidur!

“Dia tertidur saat menjahit kancing-kancingnya,

Dan melanjutkan jahitannya saat dia bermimpi.”

Hal ini tidak hanya mungkin, tetapi sangat mungkin terjadi. Untuk setiap satu hal yang sengaja kita pikirkan, ada seribu kata dan tindakan yang muncul dengan sendirinya. Kita tidak benar-benar memikirkannya sama sekali. Namun, seperti halnya seorang penyair atau musisi yang membutuhkan waktu untuk menciptakan puisi atau musik, kata-kata dan tindakan yang tercetus begitu saja tanpa kita sengaja untuk melakukannya itulah, yang menentukan ukuran sebenarnya dari diri kita. Mungkin inilah sebabnya mengapa begitu banyak penekanan diberikan pada setiap ‘kata-kata kosong’ yang kita ucapkan – kata-kata yang keluar  tanpa niat atau kehendak sadar.

Sedikit demi sedikit, kita mulai mengenal Henry dan kebiasaan buruknya. Entah bagaimana caranya, jaringan abu-abu di otak kita tumbuh untuk mengakomodasi pikiran-pikiran yang kita izinkan untuk memiliki akses tak terbatas ke dalam pikiran kita. Ilmu pengetahuan bahkan belum berspekulasi tentang bagaimana hal itu terjadi. Sebagai ilustrasi, mari kita bayangkan bahwa pikiran-pikiran tertentu dalam pikiran kita berjalan bolak-balik di sepanjang saraf-saraf jaringan otak sampai mereka telah membentuk jalur di sana. Lalu lintas yang sibuk dari jenis pikiran yang sama akan terus berjalan seperti itu karena jalurnya sudah ditandai dengan baik dan dipecah untuk memudahkan mereka. Bayangkan seorang anak yang mewarisi kecenderungan untuk memiliki temperamen yang mudah marah. Dia mulai memiliki pikiran yang penuh kebencian. Pikiran-pikiran itu mudah baginya untuk dipikirkan, dan dia merasa puas dengan memendamnya, jadi dia terus melakukannya. Tak lama kemudian, lebih banyak dari pikiran-pikiran jelek ini masuk ke dalam pikirannya dengan mudah dan alami. Kebencian mulai menjadi bagian dari dirinya, karakteristik yang menggambarkan dirinya dan membuat orang mengenalinya.

Satu Kebiasaan Mengalahkan Kebiasaan Lainnya

Tetapi satu kebiasaan baru mengatasi dan menggantikan kebiasaan lama. Seorang ibu yang waspada menyiapkan jalan baru di area lain. Dia memastikan bahwa, sementara dia mengarahkan pemikiran baru melalui rute baru, jalur lama yang sudah usang dari cara berpikir lama akan ditinggalkan dan tidak digunakan lagi. Jaringan otak berada dalam kondisi konstan dengan pembuangan yang cepat dan pertumbuhan yang cepat. Pertumbuhan baru mengambil bentuk pemikiran baru, dan pemikiran lama dalam jaringan lama dibuang. Tak lama kemudian, anak tersebut benar-benar dibentuk kembali, tidak hanya secara moral dan mental, tetapi juga secara fisik. Fakta bahwa jaringan abu-abu pada otak bertindak seperti instrumen pikiran seharusnya tidak mengejutkan kita ketika kita memikirkan  bagaimana otot dan persendian seorang atlit senam, organ vokal seorang penyanyi, ujung jari pembuat jam tangan, atau lidah pencicip teh berkembang untuk mengakomodasi apa yang selalu mereka lakukan. Hal ini terutama berlaku untuk otak dan semua organ lainnya yang berkembang untuk mengakomodasi hal-hal paling awal yang harus mereka lakukan.

Hal ini sangat cocok untuk orang tua yang ingin menyembuhkan kesalahan moral anaknya. Yang perlu ia lakukan adalah mengatur jalannya pikiran baru, dan menghalangi pikiran lama, hingga pikiran baru menjadi otomatis berjalan dengan sendirinya. Sementara itu, jalur yang biasa dilalui oleh pikiran lama akan hancur seiring dengan pergantian jaringan otak. Dan disinilah hal baik yang dituai orang tua. Jika anak kembali ke pola pikir lamanya, yang mungkin ia lakukan, jika itu adalah kecenderungan yang ia warisi sejak lahir, maka ia akan mendapati bahwa tidak ada lagi tempat bagi pola pikir tersebut di dalam otaknya. Dibutuhkan waktu dan usaha untuk menciptakan jalan baru bagi anak, dan tidak sulit bagi orangtuanya untuk menghalangi usahanya tersebut.

Ingatan Fisik dari Upaya Pendidikan

Di sini lebih benar daripada di tempat lain bahwa, ‘jika bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya’. Namun, bukan berarti kerja sama yang cerdas bukanlah tugas yang wajib kita lakukan. Melatih kehendak, mendidik hati nurani, dan, sebisa mungkin, mengembangkan kehidupan ilahi anak, semuanya terjadi pada saat yang sama ketika kita melatih anak untuk memiliki kebiasaan-kebiasaan yang memungkinkannya menjalani kehidupan yang baik. Kebiasaan yang baik dan kehidupan ilahi akan membawa anak melewati tahun-tahun awalnya dengan selamat ketika kemauannya belum kuat dan hati nuraninya belum terlatih, hingga ia mampu mengambil kendali atas perilaku dan pembentukan karakternya sendiri, di bawah bimbingan Tuhan.

Sungguh melegakan untuk meyakini bahwa upaya pendidikan kita pun meninggalkan jejak fisik di dalam jaringan otak anak. Namun, hal ini juga menyadarkan kita akan bahaya membiarkan kebiasaan buruk dengan harapan kebiasaan itu akan hilang seiring berjalannya waktu.

Cinta Seorang Ibu Tidaklah Cukup untuk Mendidik Anak

Beberapa orang tua mungkin berpikir bahwa semua ini terlalu serius untuk dipikirkan. Bahkan ‘memikirkan hal-hal ini’ sudah cukup untuk menghilangkan kegembiraan dan spontanitas dari hubungan manis yang mereka miliki dengan anak mereka. Lagipula, bukankah kasih orang tua dan kasih karunia Tuhan sudah cukup untuk membesarkan anak-anak? Tidak ada yang lebih rendah hati mengenai hal ini selain mereka yang belum pernah merasakan kehormatan menjadi orang tua. Berkat berupa wawasan dan kasih yang diperoleh semua orang tua, terutama para ibu, adalah anugerah ilahi yang membuat orang yang melihatnya merasa kagum, bahkan dalam keluarga yang sederhana sekalipun. Tetapi kita memiliki cukup banyak contoh orang tua yang lembut dan penuh kasih sayang yang telah membesarkan anak-anak menjadi bodoh untuk menyadari bahwa dibutuhkan lebih dari sekadar cinta. Ada jalan tertentu, tidak selalu dengan cara-cara lama, tetapi dengan cara-cara baru, yang terungkap selangkah demi selangkah saat kita melangkah. Ibu yang bertekad untuk memahami peran dan tugasnya tidak akan merasa pekerjaannya bertambah. Bebannya justru akan menjadi jauh lebih ringan. Hidup tidak menjadi lebih berat dengan memikirkan hal-hal ini karena, begitu kita memahaminya dan memilikinya, kita akan bertindak tanpa memikirkannya bahkan secara pasti dan alami seperti cangkir teh yang jatuh ketika Anda melepaskannya. Dengan sedikit usaha yang telaten di awal, semuanya akan menjadi mudah.

Leave a Comment

error: Content is protected !!