CXV. YUNANI PROVINSI ROMA

Selama berabad-abad orang Yunani telah terbiasa berkumpul di Korintus setiap tiga tahun untuk perayaan festival Isthmian, untuk menghormati Poseidon, sang dewa laut. Di sini, seperti di Olympia, ada perlombaan, pertandingan gulat dan tinju, dan kontes syair dan lagu; dan seperti biasanya hadiahnya adalah mahkota sederhana dari daun zaitun, yang dianggap jauh lebih berharga daripada perak atau emas.

Pada tahun 196 SM tidak hanya orang Yunani yang hadir pada perayaan ini, tetapi juga ada banyak orang Romawi yang ingin menyaksikan pertandingan itu. Orang Yunani kemudian sangat senang karena Perang Dua Liga tampaknya akan berakhir, dan negara itu damai.

Di tengah festival, Quin’tius Flam-i-ni’nus, konsul Romawi menyampaikan sebuah pidato yang menyatakan bahwa tentara Romawi baru saja memenangkan kemenangan besar atas Raja Makedonia yang memberontak, dan bahwa negara-negara Yunani sekarang benar-benar merdeka.

Kabar ini diterima dengan riuh tangis gembira, hingga dikisahkan sekawanan burung yang terbang di langit  berjatuhan  ke bumi karena tercengang oleh kejutan sorak-sorai yang mengoyak udara.

Sukacita ini, bagaimanapun, tidak berlangsung lama, karena kemerdekaan yang baru diperoleh dari Yunani ada dalam kata-kata saja. Segera setelah orang-orang Romawi menaklukan Makedonia di bawah penguasa terakhirnya, Perseus, mereka bersiap untuk menguasai Yunani juga.

Langkah pertama mereka adalah menuduh Achaea mengirim bantuan ke Makedonia. Dengan dalih ini, seribu orang pemuka warga ditangkap, dan dikirim ke Roma untuk diadili.

Di sini mereka diasingkan selama bertahun-tahun, rindu untuk pulang, dan marah terhadap penguasa mereka. Ketika mereka akhirnya diizinkan untuk kembali, mereka sangat marah, sehingga, seperti yang telah diramalkan orang Romawi, mereka segera memicu pemberontakan di antara orang-orang Achaean.

AE-mil’i-us Pau’lus, penakluk Makedonia, kemudian bergerak ke Yunani, dan menyapu seluruh negeri. Dia merebut kota Korintus, dan membumihanguskan kota itu, setelah merampasi banyak karya seni untuk menghiasi kemenangannya.

Namun, begitulah ketidaktahuan orang Romawi pada waktu itu, tentang semua masalah seni, bahwa para pelaut yang akan membawa harta ini ke Roma diperingatkan oleh konsul untuk berhati – hati, karena mereka harus mengganti semua barang yang rusak atau hilang.

Bangsa Romawi kemudian menempatkan garnisun di kota-kota utama Yunani, dan negara itu menjadi provinsi Roma belaka, dengan nama Achaia.

Dengan demikian, berakhirlah sejarah Yunani kuno, yang, meskipun sangat kecil, masih belum ada negara paling terkenal di dunia yang pernah dikenal,– negara yang daripadanya kemudian negara-negara mempelajari pelajaran terbaik mereka dalam seni, filsafat, dan literatur.

Leave a Comment

error: Content is protected !!