Ulah yang ‘Spektakuler’

 

Petualangan Huckleberry Finn oleh Mark Twain

Judul: Petualangan Huckleberry Finn

Penulis: Mark Twain

Penerjemah: Djokolelono

Penerbit: KPG

Cetak:2016

Tebal: 383

ISBN: 978 602 424 069 1

 

Jika kau menginginkan sensasi sebal dari sebuah tokoh fiksi, yang semakin dibaca semakin terasa seperti adik laki-lakimu, Huckleberry Finn (2016) adalah buku yang sangat tepat. Selama membaca buku ini, hal yang terus menerus kulakukan adalah menutupnya dengan jengkel dan memikirkan betapa bodoh dan tidak bijaknya kelakuan anak-anak di dalam buku itu. Yah, setidaknya buku ini memiliki alur jelas yang tidak bertele-tele.

Dikejar-kejar oleh ayahmu sendiri pastilah tak menyenangkan. Apalagi ayah Huckleberry Finn, yang biasa dipanggil Huck, bertemperamen buruk, pemabuk, dan sering hilang berhari-hari. Seorang bapak tanpa istri bisa menjadi sangat mengerikan. 

Huck mengalami banyak masa-masa damai di hidupnya yang sebatang kara. Ayahnya tak kembali lagi kepadanya dan ia bisa bermain atau berjalan-jalan sepuasnya. Ia ‘menginap’ di tong, mencuri untuk makan, dan berburu apapun yang ia mau. Penampilannya yang kotor membuatnya banyak ditakuti. 

Sampai seorang janda baik hati mengangkatnya sebagai anak. Ia harus belajar menjadi seorang pria terhormat dan sopan sepanjang waktu. Ia bahkan tak boleh melakukan hal-hal konyol, seperti tak boleh bangun di tempat tidur dari sisi yang salah, itu akan membawa kesialan. Ia pun harus mengendap-ngendap jika ingin bermain dengan temannya. 

Huck memiliki banyak sekali uang hasil dari petualangannya bersama sang sohib, Tom Sawyer (ada di buku Petualangan Tom Sawyer (1876)), tetapi ia tak tahu harus diapakan hartanya. Di tengah-tengah masa itu, ayahnya datang dan mengambil paksa Huck. Ia mengurungnya di sebuah rumah terpencil di hutan. Tak ada jalan keluar dan setiap hari Huck terkunci di dalam pondok asing. Ayahnya berusaha mengambil semua harta Huck untuk membeli minuman keras. Ayah Huck memang sudah tak waras lagi. Jelas-jelas uang itu cukup untuk membeli rumah beserta kebutuhannya, tapi ia malah menginginkannya untuk sebotol bir.

Huck tak tahan dengan itu semua. Ia merindukan masa-masa dimana ia bisa tidur di tong, berjalan tak tahu arah, dan bersenang-senang. Ia tak ingin diatur dan dikekang oleh orang lain. Akhirnya, ia berhasil kabur dengan sebuah cara yang sangat hebat, sampai satu kota pun berpikir dia telah mati!

Baca pula: Sang Pencuri Waktu

Petualangan Huckleberry Finn

Jim, budak sang janda, juga melarikan diri di saat yang sama. Huck tak sengaja bertemu dengannya. Dengan ide-ide Huck (yang menurutku sama sekali tidak cerdas), dan Jim yang selalu setia membantu, mereka dapat kabur menggunakan kano dengan mudah. Kuakui, mereka berdua tak begitu pintar. Bahkan ‘diskusi’ mereka sangat tak masuk akal, apalagi waras, untukku. 

“Jim berkata bahwa lebah akan menyengat orang-orang idiot. Tapi aku tak percaya, karena aku telah mencobanya pada diriku sendiri, dan lebah-lebah itu tak mau menyengatku” 

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa Huck sangatlah rendah hati, walaupun cara mengatakannya agak tidak masuk ke otakku.

Buku ini berlatar Amerika pada tahun 1800-an, dilihat dari budaya-budaya mereka yang berbeda dengan Amerika saat ini. Takhayul dan guna-guna membumbui tiap bab dalam cerita ini. Apalagi Jim, sebagai seorang imigran, ia sangat percaya terhadap sihir. Namun, beberapa kemistisannya sangatlah tak berdasar. Seperti saat Jim menggunakan sebuah bola rambut yang diambilnya dari perut sapi untuk meramal atau menggunakan barang-barang aneh untuk mengusir setan.  Kau harus membacanya sendiri, aku benar-benar tak bisa menjelaskannya.

Huck dan Jim bertemu banyak sekali orang menyebalkan, yang membawa masalah lain. Aku tak bisa menuliskannya satu persatu, tanpa menulis hal-hal buruk tentang mereka. Namun, Huck (yang sudah dipengaruhi Tom sawyer) memiliki banyak siasat menarik untuk keluar dari masalah-masalah itu. Semua berjalan cukup lancar, sampai Jim diperbudak orang asing dan Tom Sawyer datang.

Tom adalah anak yang menarik, pintar, sekaligus bandel. Lebih tepatnya, ia menggunakan kepintarannya untuk melakukan hal-hal yang tak bisa kupahami.

 

Tom Sawyer berteman dengan Huck. Atau lebih tepatnya, Tom adalah satu-satunya teman Huck, sebelum Huck menjalani hidup ‘mapan’. Tom adalah anak yang menarik, pintar, sekaligus bandel. Lebih tepatnya, ia menggunakan kepintarannya untuk melakukan hal-hal yang tak bisa kupahami. Ketika ia berusaha membebaskan temannya yang ditawan, misalnya, ia memilih jalan yang lebih susah (Tom sangatlah cocok dengan sindiran “kalau ada yang susah, kenapa mesti yang mudah?”). Bukannya langsung melarikan diri saat malam, ia malah menyuruh temannya menggali terowongan DENGAN PISAU TUMPUL. Walaupun jelas-jelas ada sebuah sekop disana.

Tom bahkan menyuruh sang tawanan untuk menuliskan frasa-frasa aneh dengan darahnya sendiri. Singkatnya, ia ingin mendramatisasikan hal itu, agar orang-orang menyanjungnya dan merinding ketika mendengarkan ceritanya. Walaupun untuk orang-orang di masa depan, hal itu sangatlah membuang-buang waktu, tak jelas dan alay.

Walaupun begitu, mereka akhirnya berhasil kabur. Namun, Huck tak tahu kalau ia akan mendapat kejutan di akhirnya. Yah, setelah semua perjuangan itu, akhirnya aku menyelesaikan buku itu juga, dan bahkan menulis resensinya. Sebuah tips dariku: jangan memilih buku dengan tokoh menyebalkan yang kau benci sebagai resensi pertamamu. Itu sulit.

 

Baca pula: Sang Pencuri Waktu

Leave a Comment

error: Content is protected !!