How To Start Nature Journaling?

Bagaimana cara memulai untuk membuat jurnal alam?

Oh, tidak. Barangkali yang pertama kali perlu dibahas terlebih dulu adalah mengapa kita perlu “nature journaling”?

CharmEd Kids jalan ke Puncak Munara, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dari setiap metode pendidikan yang Miss Charlotte Mason jabarkan, semuanya selalu mengandung “Big Why”, selalu memiliki tujuan kebiasaan (goal habit) yang ingin dibangun. Nah, bagaimana cara memulai jurnal alam? Banyak orang bertanya, “Bagaimana kami mesti membuat jurnal alam, sementara kami tidak bisa menggambar!”

First of all, kita mesti kembali ke amaran Miss Mason, bahwa education is a life. Kita membutuhkan banyak ide hidup agar akal budi bertumbuh dan sumber ide hidup terbaik tentu dari pemberian Sang Maha Pencipta, yakni alam raya seisinya.

Lalu, pada amaran Miss Mason berikutnya, education is an atmosphere, yakni bahwa anak menghirupi apa yang ada di sekelilingnya, easily. How they are thinking, acting, arranging words, pretty much depends on what others said and done. Atmosfer terbaik adalah kehidupan alam liar yang telah Tuhan sediakan, abundantly before us if we know where to look for. The wild wonder.

Pada amaran yang lain, education is a discipline, yakni bahwa pelatihan pembentukan kebiasaan adalah penting untuk membentuk jalur yang memudahkan hidup anak. Pada titik inilah jurnal alam berperan sebagai sebuah alat. Ya, alat.

Tujuan kita membuat jurnal akam sebenarnya adalah menyerap pengetahuan dari alam, mencari banyak udara yang mengajarkan anak untuk mengasihi hal-hal di sekitar mereka, dan tunduk pada hukum-Nya dengan melatih kemampuan observasinya agar menjadi kebiasaan berpikirnya.

Nature journaling adalah alat. Menggambar juga alat. Bukan tujuan. Nature connection is the goal. What you get out of it. Good picture will come with our experience in time. Nature journaling is a powerful tool, but drawing is not the only method in nature journaling. It’s not about making pretty picture.

Anak-anak CharmEd mengobservasi alam di daerah Puspiptek Tangerang Selatan, Banten.

Buku Drawing with Children menyebut bahwa memang banyak orang menganggap menggambar adalah bakat. Sekali tidak bisa, ya sudahlah, tidak akan bisa. Anehnya, justru banyak anak yang berasal dari keluarga seniman yang menjadi paling resisten akan seni. Tekanan perasaan takut dibandingkan dan gagal begitu besar sampai menenggelamkan keinginan mereka untuk mencoba.

Jadi, benarkah bakat berperan penting? Buku tersebut menjelaskan bahwa menggambar adalah subyek yang sangat bisa diajarkan dan seorang artis berbakat bisa dikembangkan. Everyone can draw. Cukup ciptakan lingkungan yang aman dan berikan banyak ide juga latihan. Practices are truly make perfect. An atmosphere, an idea, and a discipline. That’s all we need.

Dengan menjurnal kita menggunakan alat lain yang sama pentingnya dengan menggambar, yaitu menulis. Mereka yang sudah menggunakan metode narasi tentu tahu betapa pentingnya menceritakan kembali dalam proses pendidikan dan menulis adalah the next level of narration.

Menggambar dan menulis membangun kemampuan literasi visual dan juga kemahiran bahasa. Nature journaling juga memiliki banyak manfaat praktis dalam akademis, seperti membangun pengalaman, mengagumi dan mempertanyakan, meningkatkan kreativitas, membangun logika, landasan pembelajaran sains, geografi, matematika, dan lainnya. Jadi jangan takut keahlian menggambar menghalangi proses mulai menjurnal ya.

Lalu, bagaimana kita memulai nature journaling? Just start. Mulai saja dulu. Yang kita latih adalah arus kesadaran kita untuk memperhatikan, mengobservasi, dan lebih lanjut akan membentuk kebiasaan berpikir. Hempaskan dulu ketakutan dibilang jelek, tidak mirip, itu daun atau kue putu ayu. 

Anak-anak CharmEd mengamati gua di daerah Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Kita sedang menumbuhkan diri. So we are dealing with a growth mindset. Bersenang-senanglah walaupun hasilnya tidak sesuai keinginan kita. We still have a gain from trying to make things. Penulis buku “The Laws Guide to Nature Drawing and Journaling”, John Muir Laws, memparafrasekan quote Bruce Lee,  journal is like the finger pointing to the moon, so concentrating on the moon, not the finger.

Tentu kita perlu “ngalam” (pergi ke alam) terlebih dulu sebelum membuat jurnal alam. Namun, alam bukan hanya gunung yang menjulang atau pantai yang mengundang. Ya, mata anak-anak perlu dipaparkan banyak hijauan indah yang membentang luas, tapi tak perlu menunggu ke tempat yang indah (menurut kita dan standar Instagram) dulu baru mulai. Rumah kita pun alam bukan?

Alam itu lingkungan kehidupan, segala yang ada di langit dan bumi, kata Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jadi, semut yang merayapi es teh kita pun bagian dari alam. Burung yang lewat di depan rumah atau di kandang milik tetangga tetaplah bagian alam.

So start with what you have near you. Start soon.

1 thought on “How To Start Nature Journaling?”

Leave a Comment

error: Content is protected !!